Dispar bangun infrastruktur objek wisata pada 2018

id kulon progo

Dispar bangun infrastruktur objek wisata pada 2018

Kabupaten Kulon Progo (Foto Istimewa) (istimewa)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mulai membangun infrastruktur, seperti jalan menuju objek wisata pada 2018.

Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo Krissutanto di Kulon Progo, Selasa, mengatakan pihaknya sudah melakukan survei identifikasi infrastruktur objek wisata yang akan diprioritaskan dibangun pada 2018.

"Hasil survei, prioritas pembangunan infrastruktur yang mendesak dibangun yakni akses jalan menunu Pantai Glagah, mangrove, Waduk Sermo, Kalibiru, dan Kebun Teh Nglinggo-Tritis," kata Krissutanto.

Ia mengatakan pengembangan pariwisata harus memperhatikan atraksi, aksesbilitas, dan amenitas (3A). Permasalahan utama pengembangan objek wisata di Kulon Progo adalah akses infrastruktur yang tidak memadai. Sehingga, menjadi perhatian utama Dispar ke depan.

"Kami sudah mengusulkan pembangunan infrastruktur objek pariwisata, yang ditembukaskan kepada Bappeda dan DPUPKP," katanya.

Sementara itu, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan dirinya berprinsip pengembangan pariwisata harus berbasis kebudayaan dan ideologi yang tidak mudah ditiru. Rencananya, Pemkab Kulon Progo akan menyelenggarakan budaya nusantara pada November 2017. Itu didalamnya ada ideologi dan mengembangkan budaya lokal yang tidak mengamen.

"Pengembangan pariwisata tidak sekedar cari uang, tidak sekedar hidup. Hidup itu seperti menanam benih. Kami ingin memajukan Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo sebagai pusat pertumbuhan baru. Yakni tumbuh sentra budaya baru di Pendoworejo," katanya.

Hasto mengatakan dirinya tidak tertarik pengembangan pariwisata hanya dilihat dari hingar bingarnya jumlah pengunjung. Dirinya tidak bangga dengan jumlah wisatawan Kalibiru yang sangat banyak, karena objek tersebut mudah dikembangkan di daerah lain.

"Pengembangan objek wisata Kaliburu tidak berbasis budaya, hanya kenikmatan pandangan mata. Sehingga mudah ditiru orang dan ini hanya fisik," katanya.

Menurut politisi PDI Perjuangan ini, pengembangan pariwisata saat ini lebih seperti mendirikan mall. Mall laris, kemudian mendirikan mall di sana. "Tapi coba kita membangun haritage, siapa yang menyaingi," tanya Hasto.
KR-STR/