BMKG Yogyakarta minta masyarakat waspadai cuaca ekstrem

id bmkg

BMKG Yogyakarta minta masyarakat waspadai cuaca ekstrem

ilustrasi Foto ANTARA/ Victorianus Sat Pranyoto (antara)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta meminta masyarakat di daerah itu mewaspadai cuaca ekstrem yang diperkirakan muncul selama masa pancaroba hingga pertengahan Oktober 2017.

"Kami berharap baik masyarakat umum maupun pemerintah mewaspadai potensi bencana akibat cuaca ekstrem selama peralihan musim kemarau ke musim hujan," kata Kepala Kelompok Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Joko Budiono di Yogyakarta, Selasa.

Menurut Joko, cuaca ekstrem yang berpotensi muncul selama masa pancaroba biasanya berdampak munculnya angin kencang, petir, serta hujan lebat meskipun dalam durasi yang singkat.

Adapun kategori wilayah yang paling rawan terjadi angin kencang, menurut dia, pada umumnya terjadi di wilayah dataran rendah dan terbuka.

Menurut dia angin kencang tersebut relatif masih aman apabila disertai dengan pemangkasan pepohonan yang terlalu rimbun dan tua.

"Selain perlu diwaspadai masyarakat, pemerintah kabupaten/kota terkait juga perlu menggalakkan pemangkasan pohon tua disertai peninjauan baliho yang rawan roboh," kata dia.?

Musim hujan, kata dia, baru akan dimulai di akhir Oktober hingga pertengahan November. Wilayah yang terlebih dahulu masuk musim hujan, menurut dia, adalah Sleman bagian utara atau di kawasan Merapi, diikuti sebagian besar Sleman, Kulon Progo, Bantul dan Kota Yogyakarta.

Sementara itu, ia mengatakan hujan yang secara sporadis muncul dalam periode pancaroba saat ini paling banyak terjadi di bagian utara hingga tengah DIY seperti Sleman, Bantul bagian utara-tengah, Kulon Progo bagian utara-tengah, dan Kota Yogyakarta.

"Pancaroba ini diprediksi akan berlangsung kurang lebih hingga pertengahan bulan Oktober, setelah itu di sebagian besar wilayah DIY akan masuk ke dalam awal musim hujan," kata dia.

L007
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024