Kulon Progo akan cetak sawah lima hektare

id Cetak sawah baru

Kulon Progo akan cetak sawah lima hektare

Kalangan petani di Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, DIY, memasang orang-orang sawah untuk mengusir tikus. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mencetak sawah baru seluas lima hektare di Kecamatan Naggulan pada 2018.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Tri Hidayatun di Kulon Progo, Kamis, mengatakan pihaknya telah mencetak sawah seluas 70 hektare sejak tahun 2015 seluas lima hektare dan 2016 seluas 65 hektare.

"Pada 2017, kami tidak mencetak sawah baru. Kami masih fokus pada pembangunan infrastruktur pertanian, seperti jaringan irigasi yang dibutuhkan dalam cetak sawah baru. Kami baru akan mencetak sawah baru seluas lima hektare pada 2018," katanya.

Menurut dia, kendala utama cetak sawah baru yakni lahan untuk sawah merupakan tegalan yang banyak akar vegetasi, bebatuan dan tidak adanya jaringan irigasi sehingga membutuhkan alat berat dan kerja keras masyarakat.

"Potensi cetak sawah di Kulon Progo cukup banyak, tapi terkendala oleh infrastruktur irigasi. Untuk cetak sawah baru, syaratnya harus ada jaringan air dan tersedia lahan," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulon Progo Bambang Tri Budi mengatakan syarat cetak sawah baru yakni didukung infrastruktur jaringan air dan ketersediaan air.

"Potensi cetak sawah baru di Kulon Progo lebih dari 400 hektare, tapi untuk merealisasikan perlu dukungan infrastruktur jaringan irigasi," kata Bambang.

Menurut Bambang, perluasan lahan sawah baru sangat mendesak dilakukan untuk mengantisipasi alih fungsi lahan akibat mega proyek pembangunan bandara baru di Kecamatan Temon dan kawasan pendukung sekitar 350 hektare.

Berdasarkan Survei Investigasi Desain (SID) lahan cetak sawah baru, potensi lahan mencapai 400 hektare.

"Cetak sawah baru memanfaatkan lahan hutan rakyat," katanya.
Ia mengatakan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman tengah membangun sipon-sipon dan Bendungan Tawang. Setelah selesai pembangunan sipon dan Bendungan Tawang (Pengasih) akan dipetakan lagi.

Sejauh ini potensi lahan khusus Bendungan Tawang lebih dari 250 hektare.
"Potensi dapat lebih dari 250 hektare," katanya.

Selain itu ia mengatakan pihaknya siap mencetak sawah baru seluas 104 hektare dengan syarat pemerintah provinsi atau pusat memberikan anggaran pembanguan infrastruktur irigasi.

Ia mengatakan potensi cetak sawah baru rencananya di Desa Sidomulyo seluas 50 hektare dan Desa Donomulyo 54 hektare.

"Potensi cetak sawah baru masih dapat bertambah lebih dari 104 hektare, tapi terkendala infrastrutrur jaringan irigasi," kata Bambang.

Ia mengatakan DPP telah mengidentifikasi potensi cetak sawah baru dan telah menyusun SID lahan. Berdasarkan identifikasi dan SID, cetak sawah di Sidomulyo seluas 50 hektare membutuhkan infrastruktur jaringan irigasi yang biayanya Rp6 miliar.

"Kalau hitung-hitungan investasi, cetak sawah seluas 50 hektare dengan biaya Rp6 miliar, akan kembali modal dalam satu tahun. Misalnya satu kali panen menghasilkan 500 ton dan harga gabah kering giling Rp4.000 perkilogram maka sekitar Rp2 miliar setiap kali panen," katanya.

Selain di Sidomulyo, lanjut Bambang, potensi cetak sawah baru di Desa Donomulyo, Kecamatan Nanggulan seluas 54 hektare namun membutuhkan infrastruktur irigasi 300 meter.

Irigasi nantinya akan dibuat Talang di Pedukuhan Lengkong dan air yang ditalang berasal dari Kalibawang, serta jaringan irigasi sepanjang dua kilometer. Anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp45 miliar.

"Informasinya, Kementerian Pertanian siap memberikan bantuan anggaran cetak sawah baru sebesar Rp100 miliar. Namun hingga saat ini kami belum mendapat kepastian," katanya.

(U.KR-STR)