SD kekurangan siswa tetap laksanakan kegiatan belajar

id SD kekurangan murid

SD kekurangan siswa tetap laksanakan kegiatan belajar

Ilustrasi siswa SD (foto antaranews.com)

Gunung Kidul, 14/7 (Antara) - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta akan tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar yang kekurangan murid.

Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda, dan dan Olahraga (Disdikpora) Gunung Kidul Bahron Rosyid di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan hampir seluruh SD baik negeri maupun swasta kekurangan siswa.

"Kekurangan siswa terjadi karena jumlah lulusan dari taman kanak-kanak (TK) dan pendidikan setara lainya hanya mencapai 9.000 siswa," katanya.

Menurut dia, jumlah tersebut jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan kapasitas sekitar 500 SD dan MI di 18 kecamatan yaitu mencapai sekitar 14.000 siswa. "Jadi memang lulusan TK tak sebanding dengan jumlah kursi untuk SD," katanya.

Dia mengatakan meski telah diperpanjang selama tujuh hari, penerimaan siswa SD dan MI tetap tidak sesuai dengan kuota ideal. Kalau kuota setiap rombongan belajar (rombel) 20-28 siswa. Namun saat ini rata rata setiap sekolah hanya mendapatkan 13 siswa.

Pengumuman Penerimaan Peserta didik baru untuk Sekolah Dasar (SD) dan Masrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Gunung Kidul dilaksanakan pada 1 Juli 2017 lalu. Penerimaan siswa sempat diperpanjang tujug hari hingga8 Juli 2017.

"Pendaftaran siswa SD sudah diperpanjang tetapi memang tidak memenuhi siswa," katanya.

Bahron mengatakan akan tetap memberikan layanan belajar. Didikpora juga terus melakukan pemetaan adanya kemungkinan penggabungan sekolah atau "regrouping" namun keputusan tersebut tentunya dibutuhkan perhitungan yang matang dan melibatkan pendekatan masyarakat.

"Namun salah satu variabel penggabungan sekolah adalah jumlah siswa yang semakin sedikit, tetapi juga butuh kajian bersama masyarakat," katanya.

Sementara Kepala Sekolah Dasar Negeri 4 Wonosari Eko Pramono mengatakan sekolahnya mendapatkan 13 siswa. Meski demikian pihaknya tetap melaksanakan kegiatan belajar.

"Kalau regrouping harus dikaji dengan matang sebab saat ini masih banyak orang tua yang tidak setuju karena jarak rumah ke sekolah semakin jauh," katanya. ***4***