Mayoritas sekolah Bantul penuhi standar mitigasi bencana

id sekolah

Mayoritas sekolah Bantul penuhi standar mitigasi bencana

Ilustrasi kegiatan belajar di sekolah (foto yogabudhi.wordpress.com)

Bantul (Antara) - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan mayoritas sekolah baik sekolah dasar maupun menengah pertama di daerah itu sudah memenuhi standar mitigasi bencana.

"Hampir semua sekolah di Bantul bangunannya sudah memenuhi standar mitigasi bencana, tetapi kami akui ada beberapa sekolah yang belum, yang belum kira-kira sekitar 25 persen," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Bantul Totok Sudarto di Bantul, Selasa.

Menurut dia, bangunan sekolah yang sudah memenuhi standar mitigasi bencana itu dinilai sudah aman dan mampu mengurangi dampak korban ketika bencana gempa bumi, namun yang belum memenuhi standar bukan berarti rawan roboh.

Ia menjelaskan, salah satu bangunan yang sudah memenuhi standar mitigasi bencana di antaranya pintu kelas dan setiap ruangan di sekolah membukanya dengan mendorong ke luar, sedangkan yang belum rata-rata membuka masih ke dalam.

"Bangunan itu juga harus perhatikan terhadap bencana, pintu itu kan tidak boleh ke dalam, namun bukanya ke luar. Jadi sewaktu-waktu ada kejadian gempa bisa lebih cepat beberapa detik keluar ruangan," katanya.

Totok mengatakan, sekolah yang belum penuhi standar mitigasi bencana itu mayoritas adalah bangunan lama yang belum sepehunya mengalami revitalisasi, sedangkan kalau bangunan baru di atas 2016 sudah sesuai standar mitigasi bencana.

"Sebenarnya tidak hanya pintu, termasuk toilet sekolah itu juga harus penuhi standar, misalnya harus ada jalur evakuasi atau tanda penunjuk arah menuju tempat evakuasi," katanya.

Ia menjelaskan, upaya yang dilakukan agar semua sekolah memenuhi standar mitigasi bencana dengan merehabilitasi bangunan, hanya saja diakui saat ini belum dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

"Dari pemkab belum ada, sehingga beberapa sekolah bisa melakukan rehab sendiri yang disesuikan dengan anggaran. Prinsip dari merekomendasikan bangunan itu harus perhatikan mitigasi bencana," katanya.

(KR-HRI)