PLN mulai pembangunan GITET di Mandirancan

id PLN GITET

PLN mulai pembangunan GITET di Mandirancan

Direktur PT PLN Regional Jawa Bagian Tengah Nasri Sebayang menandatangani kontrak pembangunan GITET Mandirancan Extension di Yogyakarta 8 Mei 2017. (Foto Dok Humas PT PLN Regional Jawa Bagian Tengah)

Yogyakarta (Antara) - PT PLN (Persero) membangun gardu induk tegangan ekstra tinggi atau GITET di Mandirancan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat yang merupakan jantung seluruh gardu induk yang ada di sistem Jawa-Bali.

Gardu induk ini nantinya akan menampung dan menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit-pembangkit proyek 35.000 MW jalur utara Jawa yang saat ini sedang dibangun, kata Direktur Regional Jawa Bagian Tengah Nasri Sebayang di Yogyakarta, Senin.

Kontrak pekerjaan pembangunan GITET Mandirancan Extension ini telah dilaksanakan di Kantor Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah II (PLN UIP JBT II) Yogyakarta Senin, 8 Mei 2017 ditandatangani oleh Direktur PT PLN (Persero) Regional Jawa Bagian Tengah, Nasri Sebayang didampingi oleh General Manager PLN UIP JBT II, Amihwanuddin yang nantinya akan mengelola pelaksanaan pekerjaan ini.

Ia mengatakan proyek pembangunan GITET ini berupa pekerjaan pembangunan transmisi 500 KV jalur utara Jawa dengan pelaksana kontraktor KSO PT Multi Fabrindo Gemilang dan PT TWINK Indonesia.

"Lokasi Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat, sedangkan sumber dana Anggaran PLN 2017 dengan nilai pekerjaan lebih dari Rp153,9 miliar dengan target penyelesaian pada 2019," katanya.

Ia mengatakan dalam menjamin proses pelaksanaan pengadaan pekerjaan pembangunan GITET ini, PT PLN (Persero) didampingi penuh oleh Tim Pengawalan dan Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan Pusat (TP4P) dari Kejaksaan Agung RI.

"Pendampingan ini dilakukan mulai dari perencanaan, penetapan lelang sampai pada penyiapan kontrak," katanya.

Nasri mengatakan selain pekerjaan pembangunan GITET Mandirancan Extension ini sudah ditandatangani juga sebelumnya kontrak beberapa pekerjaan pembangunan jaringan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) maupun gardu induk.

Beberapa pembangunan tersebut diantaranya SUTET 500 kV Tx (Ungaran-Pedan) SUTET 500 kV Batang-Mandirancan Seksi 1,

SUTET 500 kV Batang-Mandirancan Seksi 2, SUTET 500 kV Mandirancan-Indramayu SUTET 500 kV Indramayu-Cibatu Baru, GITET 500 kV Batang Extension GITET 500 kV Indramayu GITET 500 kV Cibatu Baru Extension.

"Pembangunan transmisi dan gardu induk ini merupakan bagian dari pembangunan 35.000 MW, khususnya untuk evakuasi daya dari penambahan pembangkit-pembangkit listrik di jalur Utara Jawa," katanya.

Ia mengatakan PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah II (PLN UIP JBT II) adalah salah satu unit PLN yang menangani pekerjaan pembangunan Jaringan Transmisi (SUTT/SUTET) dan Gardu Induk (GI dan GITET).

Wilayah kerja PLN UIP JBT II meliputi tiga provinsi yaitu DIY, Jateng dan Jabar dengan empat Unit Pelaksana Pembangunan dibawahnya yaitu Unit Pelaksana Proyek Jaringan Jawa Bagian Tengah (UPP JJBT) 1 di Bandung, Unit Pelaksana Proyek Jaringan Jawa Bagian Tengah (UPP JJBT) 2 di Cirebon, Unit Pelaksana Proyek Jaringan Jawa Bagian Tengah (UPP JJBT) 3 di Semarang, Unit Pelaksana Proyek Jaringan Jawa Bagian Tengah (UPP JJBT) 4 di Cawang.

"Pekerjaan utama yang dikerjakan saat ini adalah proyek percepatan pembangunan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV Jalur Utara Jawa (Ungaran-Mandirancan-Indramayu-Cibatu Baru), yang merupakan proyek infrastruktur ketenagalistrikan yang akan menyalurkan daya listrik dari pembangkit-pembangkit listrik proyek 35.000 MW, mulai dari PLTU Tanjung Jati di Jepara, Jawa Tengah sampai di GI Cibatu Baru Jawa Barat," katanya.

Pekerjaan besar dari penugasan pemerintah ini ditargetkan selesai pada 2019 seiring dengan rencana mulai beroperasinya pembangkit listrik proyek 35.000 MW.

"Saat ini pekerjaan dalam tahap penyelesaian pembebasan tanah untuk tapak tower dan akan segera dilanjutkan dengan pekerjaan penyiapan sekaligus paralel dengan pekerjaan konstruksi dan penarikan jaringan," katanya.

(V001)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024