BBDF : Gandrik bangun kebangsaan melalui "Hakim Sarmin"

id Djarum Foundation

BBDF : Gandrik bangun kebangsaan melalui "Hakim Sarmin"

Bakti Budaya Djarum Foundation (foto istimewa)

Jogja (Antara) - Teater Gandrik berupaya membangun semangat kebangsaan melalui pentas teater dengan lakon "Hakim Sarmin", kata Program Officer Bakti Budaya Djarum Foundation Adi Pardianto.

"Pementasan `Hakim Sarmin` yang memadukan dialog dan musik itu diharapkan mampu memberikan pemahaman bagi generasi muda mengenai proses dan perkembangan kebudayaan sehingga mampu membangun jiwa yang penuh dengan semangat kebangsaan," katanya di Taman Budaya Yogyakarta, Rabu malam.

Di sela pementasan "Hakim Sarmin", Adi mengatakan, Teater Gandrik merupakan kelompok teater Indonesia yang mengolah konsep dan bentuk teater tradisional dengan semangat panggung teater kontemporer.

"Teater Gandrik selalu memberikan kontribusi untuk perkembangan ide, cita-cita, dan nilai kehidupan manusia melalui pementasan yang digelarnya," kata Adi.

Menurut dia, naskah "Hakim Sarmin" yang ditulis Agus Noor dengan produser Butet Kartaredjasa itu dikemas dalam bentuk baru yang lebih segar, memadukan seni peran dengan nuansa musik.

"Pergelaran yang disutradarai Djaduk Ferianto itu terasa spesial, bukan hanya karena menyisipkan dialog dalam bentuk lantunan lagu, tetapi juga karena isu yang dibawakan begitu konstektual," katanya.

Penulis naskah Agus Noor mengatakan lakon "Hakim Sarmin" yang membongkar kegilaan masyarakat di tengah karut-marut hukum itu menjadi lakon yang kocak dan penuh satir ketika dimainkan di atas pentas.

"Guyonan dan adegan demi adegan yang ditampilkan dengan gaya Teater Gandrik membuat lakon `Hakim Sarmin` menjadi tidak sekadar penuh tawa, tetapi juga ironi yang membuat kita harus memikirkan kembali kewarasan kita," kata Agus.

Pementasan "Hakim Sarmin" yang didukung Bakti Budaya Djarum Foundation (BBDF) itu digelar di Taman Budaya Yogyakarta pada 29-30 Maret 2017 dan di Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki Jakarta pada 5-6 April 2017.

Pementasan tersebut melibatkan para seniman Indonesia, antara lain Purwanto, Ong Hari Wahyu, Rully Isfihana, Jami Atut Tarwiyah, Dwi Novianto, Antonius Gendel, Susilo Nugroho, Ferry Ludiyanto, Arif Broto Wijayanto, dan Citra Pratiwi.

(B015)
Pewarta :
Editor: Hery Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2024