Pemkab pastikan remaja penderita tuberculosis dapat jamkes

id Bantul

Pemkab pastikan remaja penderita tuberculosis dapat jamkes

Kabupaten Bantul (Foto Istimewa)

Bantul (Antara) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memastikan Reni Kumalasari (15) penderita penyakit tuberculosis mendapat jaminan kesehatan (Jamkes) untuk memeriksakan kondisi kesehatannya.

"Soal jaminan kesehatan sudah dipastikan akan kita berikan, sehingga setiap kali Reni berobat itu gratis," kata Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih usai berkunjung ke rumah Reni di Pedukuhan Nglarang Desa Triharjo Bantul, Rabu.

Menurut dia, jaminan kesehatan diberikan kepada remaja penderita TBC itu karena selain dari keluarga kurang mampu juga merupakan yatim piatu, sebab kedua orang tua sudah meninggal setelah gempa bumi 2016 lalu.

Halim mengatakan, sewaktu tinggal di panti asuhan di Bantul sejak usia SD, Reni juga belum terdaftar penerima jaminan kesehatan, sehingga setelah keluar dari panti akibat penyakit TBC ini pengobatannya perlu difasilitasi.

"Karena itu Jamkesda saya instruksikan agar menerbitkan jaminan kesehatan baru, karena selama di panti Reni belum tercatat jaminan, sehingga begitu keluar panti pemerintah perlu melakukan penanganan," katanya.

Wabup mengatakan, selain masalah pengobatan gratis, penderita TBC itu juga akan dijamin asupan gizinya oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, yaitu dengan terus memberikan suplai susu dan makanan berprotein tinggi untuk kesehatan Reni.

"Karena TBC ini terjadi gizi buruk, dan kurangnya gizi ini sebagai dampak dari TBC, sehingga perlu suplai dan asupan gizi protein tinggi sampai sembuh. Sudah saya instruksikan Dinkes, karena ini kasus serius," katanya.

Terkait dengan lingkungan tempat tinggal, kata Wabup, pemerintah daerah akan membantu renovasi rumah Reni agar makin layak dan sehat ditinggali guna mendukung proses kesembuhan remaja yang kini disarankan tidak bersekolah agar penyakitnya tidak menular.

"Termasuk dari pendidikan nanti setelah sembuh dari dinas pendidikan yang akan dukung kebutuhan pendidikannya. Ke depan karena ini bukan penyakit biasa, perlu sosialisasi di kampung ini, agar tidak ada penularan," katanya.

(KR-HRI)