pemerintah diminta lanjutkan pengembangan tungku sehat

id tungku

Yogyakarta (Antara Jogja) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia meminta pemerintah melanjutkan pengembangan tungku sehat hemat energi untuk melindungi pengguna energi biomassa dari pencemaran polusi rumah tangga.

"Pengguna biomassa tradisional (kayu) sebagai bahan bakar hingga saat ini masih mencapai 43 persen dan belum terlindungi dari sisi kesehatan," kata Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi pada diskusi "Dampak Penggunaan Energi Bersih dan Inklusif terhadap Kesehatan Perempuan" di Yogyakarta, Rabu.

Menurut Tulus, dari 43 persen pengguna tungku biomassa tradisional dengan bahan bakar kayu itu yang paling dominan terpapar dampaknya adalah perempuan dan anak-anak.

Tungku biomassa tradisional dinilai lebih berbahaya bagi kesehatan karena asap pembakaran yang tidak sempurna dari kayu berpotensi menyebabkan kanker paru-paru, kebutaan, hingga penyakit jantung. "Dampak bahan bakar kayu justru lebih berbahaya dibanding bahan bakar lainnya karena menghasilkan gas karbon lebih besar," kata dia.

Mengacu data Bank Dunia pada 2014 dari sekitar?24,5 juta keluarga di Indonesia yang menggunakan tungku biomassa tradisional,?165.000 orang di antaranya mengalami kematian dini akibat penyakit yang timbul dari polusi dalam rumah, seperti infeksi saluran pernafasan.

"Oleh sebab itu pemerintah harus segera menghadirkan bahan bakar yang ramah terhadap kesehatan, lingkungan, serta kantong konsumen," kata dia.

Ketua Lemabaga Konsumen Yogyakarta (LKY) Saktyarini Hastuti mengatakan pada 2014 program pengembangan dan penjualan tungku sehat hemat energi (TSHE) telah diuji coba di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Namun demikian, harga TSHE dinilai mahal karena dijual dengan harga Rp150 ribu -Rp300 ribu.

"Persoalan harga itu menjadi salah satu faktor belum banyaknya TSHE yang dibeli konsumen," kata dia.

Selain produksinya yang masih terbatas, menurut Saktyarini, proses menyalakan TSHE dinilai lebih merepotkan dan memerlukan waktu yang lebih lama dibanding dengan menggunakan tungku konvensional atau kompor gas.

"Sehingga peran pemerintah saat ini sangat diharapkan bisa menggulirkan program TSHE menjadi lebih cepat diserap manfaatnya oleh masyarakat," kata dia.

L007