Warga Petung rintis wisata alam lereng Merapi

id Benteng The Lost World Castel

Warga Petung rintis wisata alam lereng Merapi

Benteng "The Lost World Castel" di Dusun Petung, Kepuharjo, Cangkringan, yang ditutup operasionalnya oleh Pemkab Sleman karena tidak memiliki izin dan berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi. (Foto Antara/ Victorianus Sat Pranyoto)

Sleman, (Antara Jogja) - Warga Dusun Petung, Kepuharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan konsep pariwisata alam eksotik kawasan lereng Gunung Merapi seluas sekitar enam hektare.

"Wisata alam lereng Gunung Merapi ini mengambil konsep `Wisata Kota Yang Hilang`," kata Ketua Paguyuban Wisata Dusun Petung Ahmad Saukani, Kamis.

Menurut dia, rencana pengembangan kawasan wisata alam di kawasan yang hanya berjarak sekitar delapan kilometer dari puncak Gunung Merapi tersebut sudah digagas sejak 2013.

"Warga yang sebagian besar tinggal di hunian tetap (huntap) relokasi korban erupsi Gunung Merapi 2010 merasa kebutuhan hidup selama tinggal di huntap cukup tinggi, yang tidak sebanding dengan pendapatan keluarga," katanya.

Ia mengatakan, banyak warga Dusun Petung yang bekerja sebagai penambang pasir illegal dan sering dikejar-kejar, tidak diperbolehkan. Sedangkan warga yang punya pertanian atau peternakan, hanya bisa menikmati hasilnya beberapa bulan sekali.

"Atas kondisi tersebut warga berpikir untuk menghidupkan kembali desa wisata Petung yang potensinya sangat besar, namun terhenti akibat terdampak erupsi," katanya.

Saukani mengatakan, potensi wisata di Dusun Petung ini, Selain untuk melihat langsung Gunung Merapi, wisatawan dapat melihat Kota Yogyakarta dari ketinggian dusun tersebut. Warga sepakat untuk membangun kembali wisata Petung.

"Semula sekitar 40 hingga 50 warga yang sepakat menginvestasikan dananya untuk mewujudkan rencana itu, hingga terkumpul Rp300 juta. Dalam perkembangannya, ada tambahan dana Rp200 juta dari warga yang diinvestasikan, jadi total sampai saat ini terkumpul Rp500 juta. Dari 125 KK warga Petung sebanyak 85 persen setuju terlibat mengembangkan wisata ini," katanya.

Ia mengatakan, terkait dengan keberadaan "Benteng The Lost World Castel" di dusun tersebut warga bersikap tidak mau berpolemik.

"Bangunan `Benteng The Lost World Castel` tersebut hanya satu dari sekian rencana pengembangan wisata yang digagas warga. Luas kastel tersebut hanya 1,3 hektare dan `stonehange` sekitar 800 meter persegi, sementara terdapat sekitar empat hektare lainnya yang akan dikembangkan menjadi kawasan wisata," katanya.

Pengembangan wisata ini, kata dia, tidak sampai merusak alam di sekitar, tanaman yang ada tetap dipertahankan.

"Kami juga akan membangun taman bunga seperti bugenvil, matahari dan bunga-bunga lainnya yang mudah dirawat. Taman bunga tersebut disediakan seluas dua hektare," katanya.

Ia mengatakan, selain itu,warga korban erupsi Merapi juga menggagas wisata edukasi peternakan sapi perah seluas satu hektare. Sapi-sapi tersebut akan dilepasliarkan sehingga wisatawan bisa melihat bagaimana proses pengambilan hingga pengolahan sapi perah.

"Kami juga berencana membuat panggung kesenian tidak permanen. Saat ini proses pengerjaan wisata Petung baru selesai 50 persen dari rencana pengembangan awal. Kami akan tetap mengembangkan wisata ini sampai beroperasi sebelum 2018 mendatang," katanya.

Salah satu warga Dusun Petung Erwan Wiharja mengatakan pemerintah semestinya berterimakasih karena warga korban Merapi di Dusun Petung mau berkembang secara mandiri.

"Kami berharap potensi pariwisata di sini mendapat dukungan dari Pemkab Sleman, selama ini Dusun Petung banyak dikunjungi wisatawan, taraf ekonomi warga mulai berubah. Kami berharap dukungan untuk warga agar bisa bertahan hidup," katanya. ***1***

(V001)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024