Legislator sayangkan buruknya pelayanan kesehatan RSUD Wates

id RSUD Wates

Legislator sayangkan buruknya pelayanan kesehatan RSUD Wates

pasien RSUD Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY, harus antri berjam-jam di loket pendaftaran dan ruang poli. (FOTO/Anggota Komisi IV DPRD Kulon Progo Ajrudin Akbar)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Ketua DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Akhid Nuryati menyayangkan buruknya pelayanan kesehatan RSUD Wates, khususnya Instalasi Gawat Darurat dan poli-poli yang memberikan pelayanan.

Akhid di Kulon Progo, Senin, mengatakan pelayanan RSUD banyak dikeluhkan masyarakat, yakni pelayanan IGD, dan pelayanan jamkesda.

"Kami minta RSUD Wates memiliki sistem yang baik, khususnya antrean pemeriksaan kesehatan," kata Akhid.

Ia mengatakan antrean pemeriksaan kesehatan di poli-poli juga dikeluhkan pasien. Pasien yang awalnya hanya pusing, tapi setelah periksa di poli semakin parah, begitu juga pasien yang sudah sakit parah, tambah parah karenanya buruknya sistem pelayanan kesehatan.

"Kami minta ada perubahan pelayanan dan komitmen waktu dalam pemberian pelayanan. Bagaimana mau bersaing dengan rumah sakit swasta dan menjadi unggulan daerah kalau pelayanan seperti itu dipertahankan. Kami minta RSUD Wates berbenah supaya menjadi idola masyarakat Kulon Progo," kata politisi perempuan PDI Perjuangan ini.

Ketua Fraksi PKS DPRD Kulon Progo Agung Raharjo meminta RSUD Wates memperbaiki antrean pelayanan yang panjang. Antrean pada bagian pendaftaran bisa diurai dengan menempatkan seorang Customer Service (CS) yang stand by 24 jam. Pendaftaran pasien poli bisa via telepon atau pesan singkat. Pendaftar akan mendapat respons berupa nomor antrean, dan perkiraan jam dilayani.

"Kalau ini dilakukan, waktu pasien berada di RS bisa dipersingkat. Saat ini ada pasien yang antre dari jam 6 pagi dan selesai dilayani 14.00 WIB. Delapan jam di RS bisa membuat pasien kelelahan dan bertambah parah sakitnya. Sering saya dengar pasien yang seharusnya kontrol di RSUD enggan melaksanakannya karena tidak mau terlalu lama di RS," kata Agung.

Komisi IV juga mendengar keluhan dari pasien RSUD tentang cara komunikasi karyawan RSUD, yang masih kurang ramah. Mengenai hal ini perlu dipertimbangkan untuk mengadakan pelatihan bagi karyawan.


(U.KR-STR)