Bantul, (Antara Jogja) - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta diharapkan untuk mengembangkan sektor pariwisata secara terpadu sebagai solusi atas masalah ketimpangan belanja tiap penduduk atau rasio gini.
"Saya berpendapat DIY bisa secara serius mengembangkan sektor pariwisata secara terpadu untuk solusi masalah rasio gini DIY," kata Wakil Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bantul Setiya di Bantul, Kamis.
Menurut dia, sesuai rilis BPK RI, DIY memiliki rasio gini paling besar nomor satu se-Indonesia, yaitu 0,425 sementara rata-rata nasional adalah 0,394,sehingga Pemda se-DIY perlu bekerja keras.
Rasio Gini, menurut dia, menggambarkan tingkat ketimpangan belanja tiap penduduk, jika angkanya 1 maka timpang absolut, sementara jika angkanya nol maka rata absolut.
"Angka rasio gini DIY sudah semakin mendekati angka 1, artinya ketimpangan antara si kaya dan miskin semakin lebar," katanya.
Oleh sebab itu, kata dia, untuk menyikapi kondisi seperti ini negara harus hadir dengan memberikan solusi karena masyarakat tidak hanya perlu sejahtera, namun juga adil dan terjadi distribusi yang sehat atas akses ekonomi masyarakat.
"Pemerintah punya kebijakan dan sekaligus APBD. Terlebih DIY mendapatkan tambahan dana keistimewaan yang semestinya orientasinya juga untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan rakyat DIY," katanya.
Ia berpendapat dengan serius mengembangkan sektor pariwisata, maka tidak hanya membuat sejahtera namun juga terjadi distribusi kesejahteraan lebih luas, dan pariwisata DIY memiliki potensi besar asal dikelola dengan baik.
Namun, menurut dia, DIY masih punya `PR` karena selama ini antarkabupaten/kota malah terjadi persaingan, saling substitusi dan bukan saling komplementer, padahal harusnya saling melengkapi sebagai satu kesatuan destinasi.
"Saya meyakini, kalau pembangunan pariwisata dapat dilakukan secara terpadu dan terintegrasi se-DIY akan lebih memberikan kemanfaatan secara luas bagi masyarakat DIY," katanya.***1***
(KR-HRI)
Berita Lainnya
Pemerintah lakukan pemulihan pariwisata Lombok Barat, NTB
Jumat, 26 April 2024 19:32 Wib
Iuran pariwisata di Indonesia jadi beban tambahan bagi maskapai penerbangan
Jumat, 26 April 2024 9:06 Wib
Dampak Gunung Ruang, Sulut, erupsi, kunjungan wisata ke Desa Pumpente-Laingpatuhe ditutup
Jumat, 26 April 2024 7:56 Wib
Pariwisata-ekraf mampu jadi pelopor kesetaraan gender di Indonesia
Rabu, 24 April 2024 5:07 Wib
37.841 wisatawan banjiri Kepulauan Seribu
Selasa, 23 April 2024 0:27 Wib
Wisman di Buleleng, Bali, gemar belajar menari Bali
Senin, 22 April 2024 14:39 Wib
Menparekraf: Pariwisata pascaerupsi Gunung Ruang, Sulut, dipulihkan
Minggu, 21 April 2024 10:50 Wib
WWF ke-10 di Bali memberi manfaat ekonomi UMKM-pariwisata
Minggu, 21 April 2024 1:08 Wib