Pengunjung Monumen Jogja Kembali melonjak pada Hari Pahlawan

id Pengunjung Monumen Jogja Kembali melonjak pada Hari Pahlawan

Pengunjung Monumen Jogja Kembali melonjak pada Hari Pahlawan

Monumen Jogja Kembali (Monjali) (antaranews.com)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Objek wisata Monumen Jogja Kembali atau Monjali pada Hari Pahlawan 10 Nivember 2016 mengalami lonjakan jumlah pengunjung dibanding hari-hari biasa.

Kepala Bagian Umum Monumen Jogja Kembali (Monjali), Yudhi Prabowo di Yogyakarta, Kamis, mengatakan kunjungan wisatawan Pada Hari Pahlawan mencapai 1.000 orang, jauh meningkat dari kunjungan normal yang biasanya rata 200-500 pengunjung per hari.

"Kunjungan sudah melonjak sejak pagi. Sebagian besar pengunjung merupakan siswa sekolah," kata dia.

Menurut Yudhi, pengunjung yang datang bukan hanya berasal dari Yogyakarta, sebagian besar justru berasal dari sekolah-sekolah di Provinsi Jawa Tengah dan luar Jawa."Paling jauh dari Aceh dan Lampung," kata Yudhi.

Dalam memperingati Hari Pahlawan Manajemen Monjali memberikan diskon tiket masuk 20 persen dari tarif biasanya Rp10.000 per orang. Selain itu, manajemen juga menyajikan pemutaran film dokumenter perjuangan kemerdekaan Indonesia bagi pengunjung secara gratis.

"Kami, karyawan juga tampil beda, seluruhnya mengenakan kostum pahlawan untuk menghidupkan suasana Hari Pahlawan," kata dia.

Yudhi mengatakan museum perjuangan seperti Monumen Jogja Kembali memiliki peran penting meningkatkan rasa nasionalisme generasi muda dengan menyajikan rangkaian sejarah perjuangan pahlawan melalui koleksi yang dimiliki.

"Kami sebagai petugas museum memiliki kewajiban menyampaikan sejarah perjuangan untuk membangun nasionalisme dan patriotisme generasi muda," kata dia.

Yudhi menyebutkan hingga Oktober 2016 jumlah kunjungan di Monumen Jogja Kembali mencapai 235.000 orang. Hingga akhir Desember 2016, ia optimistis jumlah kunjungan yang ditargetkan mencapai 320.000 orang akan tercapai.

Dia menyebutkan jumlah koleksi benda bersejarah yang ada di Monjali hingga saat ini belum ada penambahan, yakni sekitar 1.000 koleksi, termasuk diorama andalan yang secara keseluruhan menggambarkan situasi saat perang kemerdekaan sekitar 1945-1949 hingga Yogyakarta menjadi Ibu Kota Republik Indonesia.


(T.L007)