Yogyakarta, (Antara Jogja) - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta optimalkan pengembangan sistem jejaring wisata untuk meningkatkan jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan di daerah itu.
"Strategi sistem jejaring atau klaster masing-masing destinasi wisata akan memasarkan secara terintegrasi," kata Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata (Dispar) DIY Arya Nugrahadi di Yogyakarta, Rabu.
Menurut Arya, sistem jejaring wisata akan memetakan desa wisata sesuai tema yang saling terkait sehingga wisatawan domestik atau mancanegara diharapkan dapat melanjutkan kunjungannya ke destinasi lainnya.
"Kalau hanya memasarkan sendiri-sendiri tanpa ada sistem klaster maka biasanya wisatawan hanya mengunjungi salah satunya saja," kata dia.
Oleh sebab itu, dengan sistem tersebut, menurut Arya, lama tinggal atau kunjungan wisata kemungkinan besar bisa diperpanjang karena jika wisatawan ingin menikmati seluruh destinasi dalam satu klaster, tidak cukup ditempuh dalam sehari.
Klaster wisata selama ini telah dikembangkan di Kabupaten Bantul dan Sleman yang selanjutnya membagi kawasan desa wisata Bantul Timur dan Bantul Barat, serta Sleman Tengah, Sleman Barat, dan Sleman Timur.
Di dalam klaster wisata yang telah masuk dalam klaster Bantul Timur, misalnya, wisatawan yang telah berkunjung ke kebun buah Mangunan, dapat sekaligus berkunjung ke hutan pinus, dan kabun agung.
Demikian juga di Sleman, Klaster wisata Sleman Timur akan cenderung mengelompokkan destinasi wisata petualangan, sedangkan Sleman Barat mengelompokkan destinasi agrowisata.
Dalam waktu dekat, Dispar DIY juga akan mengembangkan sistem jejaring wisata di Kabupaten Kulon Progo, Gunung Kidul serta Kota Yogyakarta.
Menurut dia, jumlah kunjungan wisatawan nusantara selama 2015 mencapai 3.813.720 orang atau melebihi target yang ditetapkan mencapai 3.581.860 orang. Sementara wisatawan mancanegara mencapai 272.162 orang, atau melebihi target 258.636 orang.
Kendati demikian, lama tinggal wisatawan nusantara memang masih rendah dengan rata-rata 1,85 hari dan wisatawan mancanegara 2,07 hari. Realisasi lama tinggal wisatawan itu seluruhnya dibawah target yang telah ditentukan sebelumnya.
(T.L007)
Berita Lainnya
Optimalkan prestasi, Genza Education Surabaya perkuat komunikasi orang tua-anak
Senin, 22 April 2024 12:24 Wib
Indonesia perlu optimalkan keanggotaan penuh FATF
Minggu, 21 April 2024 7:59 Wib
Kementan: Listrik masuk sawah untuk optimalkan pompanisasi
Senin, 15 April 2024 6:14 Wib
Pantau "rest area" mudik Lebaran 2024, teknologi RAMS dioptimalkan
Selasa, 2 April 2024 11:34 Wib
Pertumbuhan logistik nasional tembus 8 persen, CKB Logistics optimalkan bisnis melalui kargo udara
Jumat, 29 Maret 2024 13:30 Wib
Pakar UGM minta optimalkan kampung wisata sambut libur Lebaran 2024
Jumat, 29 Maret 2024 4:09 Wib
Indef: Pemerintahan baru diminta optimalkan sektor pangan
Rabu, 27 Maret 2024 3:46 Wib
Kampus harus optimalkan fungsi Science Techno Park di Indonesia
Sabtu, 9 Maret 2024 0:59 Wib