Bantul lengkapi kawasan konservasi mangrove ikon wisata

id manggrove

Bantul lengkapi kawasan konservasi mangrove ikon wisata

Bibit pohon mangrove atau bakau (antaranews.com)

Bantul, (Antara Jogja) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melengkapi kawasan konservasi mangrove wilayah pesisir Baros, Desa Tirtohargo dengan ikon sebagai daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung.

"Ikon ini dimaksudkan sebagai ajang promosi untuk mengenalkan kawasan mangrove Baros kepada wisatawan dan menciptakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang suka berfoto selfie," kata Kasi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir DKP Bantul, Istiwasono di Bantul, Rabu.

Menurut dia, tumbuhan mangrove di pesisir Baros merupakan Kawasan Konservasi Mangrove yang dikelola Pemkab Bantul dan sudah disahkan melalui Surat Keputusan (SK) Bupati Nomor 284 Tahun 2014 Tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Taman Pesisir.

Sesuai dengan SK Bupati tentang Pencadangan Konservasi Taman Pesisir itu, luas kawasan konservasi mangrove 132 hektare, yang terbagi dalam tiga zona, zona inti mangrove 10 hektare, zona pemanfaatan terbatas 28 hektare, zona pemanfaatan lainnya 94 hektare.

Ia mengatakan, keberadaan Kawasan Konservasi Taman Pesisir di Bantul ini tidak lepas dari dukungan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui mahasiswa KKN tematik serta dukungan dari berbagai pihak baik LSM, BUMN, serta SKPD Bantul dan Pemda DIY.

"Kita terus berupaya mengembangkan dan mengelola Kawasan Mangrove Baros sebaik mungkin. Selain melakukan penanaman mangrove dan pengembangan ekowisata taman pesisir, DKP juga membangun ikon branding," katanya.

Ikon sebagai penanda kawasan koservasi mangrove itu, kata dia, sudah diresmikan lembaganya pada Selasa (11/10), sehingga bagi wisatawan maupun komunitas peduli pelestarian lingkungan bisa berfoto dengan latar belakang ikon tersebut.

Sementara itu, Sekretaris DKP Bantul, Imam Subardiasa mengatakan, dengan dibangunnya ikon branding kawasan mangrove pesisir Baros ini diharapkan, akan semakin banyak wisatawan yang berkunjung dan mengetahui potensi sumber dalam alam pesisir setempat.

"Wisatawan bisa berkunjung baik hanya sekadar untuk melakukan foto-foto, menikmati pemandangan Kawasan Hutan Mangrove ataupun untuk belajar tentang ekosistem mangrove," katanya.***1***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024