Pelajar kaya DIY cukup banyak menerima beasiswa

id beasiswa

Pelajar kaya DIY cukup banyak menerima beasiswa

Ilustrasi (Foto Istimewa)

Jogja (Antara) - Pelajar berstatus ekonomi tinggi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tercatat cukup banyak menerima beasiswa atau bantuan pendidikan sepanjang tahun 2015.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Badan Pusat Statistik (BPS) Gantjang Amanullah dalam buku Statistik Penunjang Pendidikan 2015, yang diterbitkan BPS.

Data ini merupakan hasil Susenas modul sosial budaya dan pendidikan, yang dilakukan BPS sepanjang tahun 2015 lalu, kata dia saat dihubungi dari Yogyakarta, Rabu.

Ia mengatakan, beasiswa adalah bantuan dana pendidikan yang diberikan kepada peserta didik yang berprestasi.

"Sedangkan bantuan pendidikan adalah bantuan dana baik berupa uang atau barang yang diberikan kepada siswa yang bukan karena prestasi," jelas dia.

Diantaranya bantuan siswa miskin (BSM), program Indonesia pintar (PIP), bantuan pendidikan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), seperti buku, sepatu, dan uang transportasi.

Data BPS mencatat, tiga besar provinsi yang pelajarnya paling banyak menerima beasiswa/bantuan pendidikan dari kelompok ekonomi tinggi. Yaitu, Papua sebesar 15,00 persen. Berikutnya, Provinsi Papua Barat sebesar 11,77 persen. Dan ketiga DIY sebesar 10,74 persen.

Sementara itu, pelajar dari kelompok ekonomi menengah yang paling banyak menerima beasiswa/bantuan pendidikan adalah DIY sebesar 18,41 persen. Posisi kedua, Provinsi Papua sebesar 17,62 persen. Dan ketiga DKI Jakarta sebesar 14,80 persen.

Pelajar dari kelompok ekonomi rendah yang paling banyak menerima beasiswa/bantuan pendidikan adalah DKI Jakarta sebesar 44,85 persen. Posisi kedua adalah Provinsi Kepulauan Riau sebesar 27,63 persen. Dan posisi ketiga DIY sebesar 27,48 persen.

Menanggapi hal itu, Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Indonesia Pattrick Wauran menyesalkan jika masih banyak pelajar dari kelompok ekonomi tinggi yang menerima bantuan pendidikan. Sebab, katanya, seharusnya bantuan pendidikan diperuntukkan bagi masyarakat dari kelompok ekonomi rendah.

"Namun kalau pelajar dari kelompok ekonomi tinggi menerima beasiswa, berarti kan mereka itu cukup pintar. Jadi beasiswa itu merupakan apresiasi yang layak mereka terima. Karena itu kedepannya, harus jelas kategori pelajar yang berhak mendapatkan bantuan pendidikan," tegas dia.

(KR-RHN)