Bantul tidak paksakan penerapan "sekolah sehari penuh"

id sekolah

Bantul tidak paksakan penerapan "sekolah sehari penuh"

Ilsutrasi anak sekolah (antarasumsel.com)

Bantul, (Antara Jogja) - Dinas Pendidikan Dasar Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak akan memaksakan semua sekolah negeri di daerah itu menerapkan kebijakan "sekolah sehari penuh" jika wacana tersebut diterapkan.

"Jika itu (sekolah sehari penuh) diterapkan, kami tidak akan memaksakan semua sekolah harus jam segini. Kami tawarkan ke sekolah dan orang tua," kata Kepala Dinas Pendidikan Dasar Bantul, Totok Sudarto di Bantul, Jumat.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy saat berkunjung ke SMK Muhammadiyah Imogiri Bantul beberapa waktu lalu menyatakan tetap akan menjalankan wacana "sekolah sehari penuh" atau "full day school", meskipun terdapat pro-kontra.

Menanggapi wacana itu, Totok mengatakan, Dinas Pendidikan Dasar yang menangani semua Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah ertama (SMP) negeri menyatakan siap dan akan berupaya melakukan sedikit demi sedikit jika diterapkan.

"Namun kita tawarkan dulu, tidak serta merta (mengikuti) pemerintah, perlu peran dari masyarakat, dimusyawarahkan," Katanya.

Totok mengatakan, penerapan "sekolah sehari penuh" itu perlu disiapkan segalanya. "Dari sisi kelebihan dan kekurangannya bagaimana juga perlu didiskusikan dengan para orang tua siswa," katanya.

Ia mengatakan, pada prinsipnya program "sekolah sehari penuh" sudah diterapkan di sebagian sekolah, terutama di sekolah swasta yang rata-rata sampai sekitar pukul 15.00 WIB dan hasilnya diklaim lebih baik dibandingkan yang lain.

"Ada juga beberapa sekolah negeri yang tidak menerapkan `full day`, tetapi anaknya masih beraktivitas di sekolah sampai sore karena belum mau pulang. Ada yang di perpustakaan dan lainnya," katanya.

Menurut dia, program "sekolah sehari penuh" rata-rata sampai pukul 15.00 WIB sehingga anak-anak masih ada waktu untuk bersosialisasi dengan teman dan lingkungan rumah. Konsep ini untuk mengoptimalkan pendidikan karakter siswa sehingga pengisian kegiatan cenderung yang sifatnya seperti ekstra kurikuler.

"Saat pulang siang, ada jam-jam tertentu siswa sendiri karena orang tuanya bekerja semua dan pulang di atas pukul 16.00 WIB sehingga kadang-kadang anak di rumah tidak terkontrol mainnya bagaimana. Ini salah satu perubahan," katanya.

Menurut dia, selama ini siswa SD kelas V dan VI jam pelajaran hingga pukul 13.00 WIB dan SMP pukul 13.30 WIB. Menurutnya dengan konsep "sekolah sehari penuh" akan berdampak positif. Salah satunya mengurangi tawuran atau kegiatan negatif lainnya. ***4***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024