Disbudpar dampingi desa wisata yang mati suri

id desa wisata gunung kidul

Disbudpar dampingi desa wisata yang mati suri

Pemkab Gunung Kidul (Foto Istimewa)

Gunung Kidul, (Antara Jogja) - Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendampingi lima dari 12 desa wisata yang mati suri.

Kepala Disbudpar Gunung Kidul Saryanto di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan dari 12 desa wisata yang ada di Gunung Kidul sekitar 60 persennya masih beroperasi, sisanya tergolong mati suri.

"Beberapa yang berkembang diantaranya Desa Wisata Bejiharjo, Desa Wisata Nglanggeran, dan Desa Wisata Bleberan. Memang sebagian desa wisata tidak produktif," kata Saryanto.

Ia mengatakan kendala yang dihadapi oleh desa wisata karana selama ini masyarakat memandang belum bisa menghasilkan dari sisi ekonomi. Padahal, jika dikelola secara benar maka bisa menghasilkan penghasilan bagi penduduk.

"Masyarakat belum bisa sadar terkait pengembangan desa wisata," katanya.

Saryanto mengatakan pihaknya terus mendorong pendirian desa wisata bagi desa yang memiliki potensi wisata alam, wisata buatan seperti embung, dan budaya. Nantinya saling bersinergi antara potensi dan budaya yang ada dalam masyarakat. Saat ini pihaknya melakukan sosialisasi terhadap masyarakat Kecamatan Purwosari.

"Di Purwosari kita dorong karena disana ada potensi seperti goa cermai dan gupit. Ini sebagai embrio, harapannya bisa membentuk desa wisata," katanya.

Nantinya, jika masyarakat sudah membentuk kelompok sadar wisata lalu mengajukan ke bupati untuk dijadikan desa wisata. Setelah disetujui, maka didorong pembentukan BUMdes.

"Pemkab mendorong agar masyarakat membentuk Badan Usaha Milik desa (BUMdes) untuk mengelola destinasi wisata. Pembuatan BUMdes agar pengelolaannya maksimal," kata Saryanto.

Kepala Bidang Pengembangann Produk Wisata Disbubpar Gunung Kidul Hary Sukomo mengatakan jumlah desa wisata di wilayahnya cukup banyak tersebar dipenjuru wilayah. Setiap kecamatan pasti ada destinasi wisata "dijual" ke publik.

"Namun kami prihatin, sejumlah desa wisata sempat dibuka namun sekarang mati suri. Namun secara kepengurusan masih ada," kata Hary.

Sementara itu, Ketua DPRD Gunung Kidul Suharno berpendapat munculnya obyek wisata baru hendaknya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Namun jika faktanya ada sejumlah desa wisata mati suri dia menyayangkan.

"Kalau hanya mengandalkan objek saja belum cukup," kata Suharno. ***1***

(KR-STR)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024