Pemkab adakan lomba cipta menu pangan lokal

id Pangan lokal

Pemkab adakan lomba cipta menu pangan lokal

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengadakan lomba menu pangan lokal. (Foto Mamiek/Antara)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengadakan Lomba Cipta Menu Pangan Lokal 2016 untuk mengangkat kembali citra makanan khas daerah yang selama ini kalah bersaing dengan makanan modern.

Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan (KP4K) Kulon Progo Maman Sugiri di Kulon Progo, Selasa, mengatakan lomba cipta menu dipandang mampu mengembangkan menu beragam bergizi seimbang dan aman (B2SA) yang berbasis pada kearifan lokal.

"Menu yang diciptakan dengan memodifikasi atau menggunakan resep makanan khas daerah yakni menu utama yang terdiri dari sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral yang disesuaikan dengan prinsip beragam, bergizi seimbang, dan aman," kata Maman.

Ia mengatakan pangan sumber karbohidrat tetap menggunakan pangan lokal selain beras dan terigu untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras sebagai pangan pokok dan mendorong penggunaan pangan lokal seperti jagung, sorghum, jawawut, singkong, ubi jalar, sagu, garut, ganyong, sukun, pisang, gembili, bontik/kimpul, uwi, gadung dan sejenisnya dengan tetap memperhatikan prinsip B2SA.

Kemudian, tanaman sayuran sebagai sumber vitamin antara lain kelor, katuk, jantung pisang, daun murbei, dan sayuran lainnya seperti bayem, daun ketela, daun kacang tunggak dan lain sebainya.

"Kegiatan lomba dengan tema tersebut dimaksudkan untuk menggali potensi makanan khas daerah dalam rangka mendukung konsumsi pangan B2SA," katanya.

Maman mengatakan beberapa makanan khas daerah yang sudah dikenal masyarakat khususnya di Kulon Progo, diantaranya gudeg, geblek, growol dan makanan khas lainnya. Menu tersebut harus tetap dilestarikan namun perlu dikembangkan dengan memanfaatkan pangan sumber karbohidrat selain beras dan terigu dengan tetap memperhatikan prinsip beragam, bergizi seimbang, dan aman.

"Melalui lomba tersebut diharapkan masyarakat dapat berkreasi untuk menciptakan/modifikasi resep dari aneka makanan khas daerah yang beragam, bergizi seimbang, dan aman serta menyajikannya dalam susunan menu keluarganya sehari-hari," kata dia.

Saat ini, kata Maman, konsumsi pangan (beras) di Kulon Progo sebesar 79,2 kg/kapita/tahun turun dari tahun-tahun sebelumnya sebesar 83,09 kg/kapita/tahun. Penurunan konsumsi pangan (beras) tersebut tentu tidak lepas dari keberhasilan sosialisasi B2SA yang telah dilaksanakan baik di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa.

Demikian juga skor Pola Pangan Harapan (PPH) 2015 mencapai 93,9 naik dari tahun sebelumnya yang baru mencapai 93,5 dengan konsumsi kalori 1.867,9 kkal.kapita/hari hampir mendekati Angka Kecukupan Energi (AKE) 2.000 kkal/kapita/hari.

"Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak dalam rangka sosialisasi B2SA, khususnya kepada ibu-ibu tim penggerak PKK di tingkat kecamatan dan desa," katanya.

Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan Endang Purwaningrum menyampaikan manusia membutuhkan pangan yang berkualitas untuk dapat hidup sehat aktif dan produktif.

Konsumsi pangan berkualitas dapat diwujudkan apabila manusia memiliki pola konsumsi yang sehat. Pola tersebut perlu dan harus disosialisasikan sampai tingkatan masyarakat paling mendasar yaitu keluarga. Para peserta harus mampu menularkan ilmunya pada masyarakat, bahwa makanan pokok tidak hanya beras atau terigu namun juga makanan yang lainnya.

"Kualitas konsumsi dipengaruhi oleh keragaman dari jenis pangan yang dikonsumsi, namun kenyataannya saat ini pola konsumsi pangan masyarakat masih menunjukan kecenderungan kurang beragam dari jenis pangannya," terangnya.


(KR-STR)