Petani keluhkan bawang merah tidak tumbuh maksimal

id bawang

Petani keluhkan bawang merah tidak tumbuh maksimal

Ilustrasi (Foto ANTARA/Deni Priyatin/ags/15)

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Beberapa petani di Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengeluhkan pertumbuhan tanaman bawangnya kini tidak maksimal karena sering diguyur hujan.

Salah seorang petani bawang merah di Desa Karangrejek, Wonosari, Sutiran di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan, "Perawatan tanaman bawang merah membutuhkan perhatian khusus, harus mengukur kadar air. Tidak boleh kelebihan atau kekurangan air."

Menurut dia, bila kekurangan air, bawang merah tumbuh kecil sehingga keuntungan petani pun tidak besar.

"Kalau kekurangan air kita bisa siasati dengan melakukan penyiraman," kata dia.

Sutiran mengatakan, bila tanaman bawang merah terlalu banyak air, maka akan diserang hama jamur yang megakibatkan daunnya menguning dan akhirnya mengering.

"Seperti di tempat saya ini sekarang mulai diserang hama jamur," terangnya.

Untuk mengurangi dampak yang ada, Sutiran terpaksa menyemprotkan pembasmi pada tanaman yang baru berumur 18 hari tersebut. "Kami terus berusaha agar tumbuh maksimal," katanya.

Terpisah, petani bawang merah lainnya, Marsono mengungkapkan akibat diguyur hujan,a harus mengeluarkan uang ekstra untuk penanaman ulang.

"Kami mencoba untuk berspekulasi dengan keadaan," katanya.

Ia mengatakan akibat peristiwa tersebut, pihaknya harus menderita kerugian hingga jutaan rupiah.

"Kami tanam tanaman yang dulu hingga sekarang sudah habis Rp5 juta lebih belum termasuk biaya perawatan," katanya.

Sementara itu, di Pasar Argosari Wonosari harga bawang merah melonjak, dari harga Rp25 ribu minggu lalu, hari ini sudah mencapai Rp45 ribu.

"Peningkatan sudah seminggu terakhir, kemungkinan karena faktor cuaca sehingga stok tidak banyak," kata salah seorang pedagang Yuni.
KR-STR