"Granat" desak penutupan kampung narkoba di Bangkalan

id kampung narkoba bangkalan

"Granat" desak penutupan kampung narkoba di Bangkalan

Gerakan Jatim bebas narkoba, dok (Foto ANTARA)

Surabaya (Antara) - Gerakan Nasional Antinarkotika (Granat) mendesak aparat di Jawa Timur menutup kampung narkoba yang diklaimnya terdapat di Kabupaten Bangkalan Madura sebagai bentuk tindakan tegas dan pemberantasan sampai ke akarnya.

"Aparat harus tegas dan memberantasnya agar kampung narkoba di Bangkalan segera dihilangkan," kata Ketua Umum DPP Granat Henry Yosodiningrat usai melantik pengurus DPD Granat Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Kamis.

Ia mengatakan sudah ke Bangkalan dan berkoordinasi dengan Komandan Kodim setempat serta Kapolres Bangkalan segera bertindak, sekaligus tidak perlu takut kepada bandar narkoba di sana.

"Jika masih seperti ini, dikhawatirkan terjadi gerakan rakyat untuk memberantas kampung tersebut. Apalagi di kampung itu sudah terkenal sebagai kampung narkoba dan lama beroperasi," ucapnya.

Menurut dia, Granat bisa saja mengerahkan ribuan orang untuk memberantas kampung narkoba tersebut, namun tidak dilakukan karena ada pihak lain yang lebih tepat melakukannya.

"Kami sebagai organisasi antinarkoba bertugas membantu pemerintah melakukan upaya pemberantasannya," kata Henry yang juga seorang pengacara tersebut.

Ia juga mengaku sangat menyayangkan sikap masyarakat setempat yang melakukan perlawanan terhadap upaya penutupan itu meski alasannya perekonomian.

Ketua DPD Granat Jatim 2016-2021 Arie Soeripan berkomitmen untuk berupaya keras mengurangi peredaran narkoba apapun jenisnya di wilayahnya.

"Jatim menduduki peringkat tiga terbesar peredaran narkoba se-Indonesia sehingga semua harus 'all out' dan bahu-membahu dengan aparat untuk tidak setengah-setengah memberantas peredaran narkoba," katanya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menilai ancaman dan peredaran narkoba di Indonesia saat ini memasuki masa kritis yakni tidak hanya di perkotaan, namun merambah hingga ke pedesaan.

"Keadaan ini terus mengancam kaum muda sebagai penerus bangsa sehingga dibutuhkan peran semua pihak, baik pemerintah, penegak hukum, masyarakat maupun organisasi sosial seperti Granat memberantas peredaran dan penyalahgunaannya," katanya.

Gus Ipul, sapaan akrabnya menjelaskan, tingginya jumlah pengguna narkoba di Indonesia pada 2015 diperkirakan mencapai 4,1 juta orang dengan kerugian material sekitar Rp63 triliun yang mencakup kerugian akibat belanja narkoba, biaya pengobatan, biaya rehabilitasi dan lainnya. ***2***(F014)