Disdik Bantul buka Posko Pengaduan PLS

id Disdik Bantul buka Posko Pengaduan PLS

Disdik Bantul buka Posko Pengaduan PLS

Ilsutrasi anak sekolah (antarasumsel.com)

Bantul, (Antara Jogja) - Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membuka posko pengaduan mengenai pelaksanaan pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru jenjang sekolah menengah atas tahun ajaran 2016/2017.

"Selalu kami buka (posko pengaduan) dan sudah kami sampaikan jika ada yang keberatan dengan pelaksanaan PLS, bisa melaporkan," kata Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal Bantul Suherman di Bantul, Senin.

Menurut dia, seluruh SMA dan sederajat di Bantul mulai Senin melaksanakan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah (PLS) bagi siswa baru, kegiatan pengganti masa orientasi siswa (MOS) yang diterapkan tahun-tahun sebelumnya ini dilakukan selama 3 hari atau hingga Rabu (20/7).

Sesuai dengan Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru, selama kegiatan itu sekolah dilarang melakukan perpeloncoan atau mewajibkan siswa baru membawa barang atau atribut yang tidak relevan dengan pendidikan.

Jika ada sekolah yang menyimpang dari ketentuan tersebut atau mengarah pada kegiatan fisik, kata dia, orang tua maupun siswa bersangkutan bisa melaporkan ke dinas.

"Kami harap laporan disampaikan secara resmi dan jelas asal usulnya serta identias, jangan hanya info yang belum jelas kebenarannya," katanya.

Menurut dia, dalam pelaksanaan PLS siswa baru kali ini, sepenuhnya ditangani para guru maupun kepala sekolah dan tidak boleh melibatkan siswa dalam hal ini kakak kelas, bahkan kegiatan baris-berbaris yang bersifat fisik tetap pihak guru yang menangani.

"Sekolah tidak boleh melibatkan siswa dalam kegiatan PLS siswa baru, pelibatan siswa hanya boleh mereka yang punya bakat khusus atau prestasi untuk sampaikan bidang akademik, kegiatan dari siswa selain itu tidak boleh," katanya.

Selama pelaksanaan PLS siswa baru di masing-masing sekolah, kata Suherman, pihaknya juga melakukan pemantauan secara "sampling", baik mendatangi langsung ke sekolah maupun melalui sambungan telepon.

"Dari hasil pemantauan, sejauh ini belum ada temuan kegiatan PLS yang memberatkan siswa baru. Mudah-mudahan tidak ada. Kalaupun ada, kami juga akan meminta sekolah supaya tidak melanjutkan," katanya.



(T.KR-HRI)