Ortu di Kulon Progo antusias mengantarkan anak

id hari pertama masuk sekolah

Ortu di Kulon Progo antusias mengantarkan anak

Sejumlah orang tua mengantar anaknya pada hari pertama masuk sekolah, di SDN Minasaupa Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (18/7). ( ANTARA FOTO/Yusran Uccang/pd/16)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Orang tua dan wali murid Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Pengasih Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, antusias mengatarkan anak pada hari pertama masuk sekolah.

Orang tua murid SMP Negeri 2 Pengasih Sama Abiyu Alamanda, Nur Yuliyanto di Kulon Progo, Senin, mengatakan dirinya mengantar anaknya ke sekolah untuk memberikan dukungan.

"Meski tidak ada intruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) untuk mengantarkan anak sekolah, kami sebagai orang tua berkewajiban memberikan dukungan kepada anak," kata Yuli.

Ia mengatakan di SMP Negeri 2 Pengasih tidak ada kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS), sekolah hanya mengadakan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah, dan pengenalan dengan siswa baru.

"Kami belum mendapat informasi adanya MOS dari pihak sekolah. Berdasarkan imbauan Mendikbud, tentu MOS yang sifatnya perpeloncoan tidak ada," kata dia.

Terkait biaya sekolah, Nur Yuli mengaku tidak ada pungutan baik uang masuk sekolah atau uang bulanan. Ia mengatakan siswa SD dan SMP tidak dikenai biaya sekolah karena ditanggung negara dengan program wajib belajar sembilan tahun.

Namun demikian, kata dia, siswa diwajibkan oleh pihak sekolah membeli seragam sekolah lima pasang dengan biaya Rp795 ribu per siswa. Biaya tersebut untuk seragam putih abu-abu, putih-putih, batik, dan seragam olahraga.

"Biaya seragam ini jauh lebih murah dibandingkan dengan sekolah lainnya di Kulon Progo. Kami hanya menyayangkan, sampai saat ini seragam belum turun. Kalau turun, baru selesai dibuat dua hingga tiga bulan karena jasa jahitan penuh," kata dia.

Hal yang sama diungkapkan orang tua Edum Faqih Satriya, Martinah bawha tidak ada biaya pungutan sekolah, tapi mereka hanya dibebani biaya seragam sekolah sebesar Rp795 ribu. Biaya seragam dari tahun ke tahun tidak mengalami kenaikan.

"Sejak anak saya yang kedua sekolah di SMP Negeri 2 Pengasih, biaya seragam sekolah tidak ada kenaikan," katanya.

Selain itu, menurut dia, pihak sekolah meniadakan MOS yang berbau perpeloncoan dan kekerasan. Tahun-tahun sebelumnya, siswa diminta membawa atau memakai baju dari plastik dengan warna tertentu.

"Kami sangat senang adanya larangan MOS yang sifatnya perpeloncoan. Hal ini akan membebani anak secara mental," katanya.
KR-STR