Sekolah gelar MOS berlebihan akan dikenai sanksi

id orientasi

Sekolah gelar MOS berlebihan akan dikenai sanksi

ilustrasi ANTARA FOTO)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Pemerintah Kota Yogyakarta akan memberikan sanksi tegas terhadap sekolah yang menyelenggarakan masa orientasi siswa atau pengenalan lingkungan sekolah secara berlebihan bahkan disertai tindakan perploncoan.

"Akan ada sanksi tegas, yaitu pengaruh terhadap `key performance indicator` (KPI) untuk kepala sekolah dari sekolah yang bersangkutan," kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Yogyakarta, Rabu.

Secara pribadi, Haryadi mengatakan tidak anti terhadap kegiatan masa orientasi sekolah (MOS) atau yang kini disebut pengenalan lingkungan sekolah (PLS) khususnya kegiatan yang mampu memberikan kesempatan bagi siswa baru untuk berkenalan dengan kakak kelasnya.

"Yang tidak diperbolehkan itu adalah kegiatan berunsur superioritas dari kakak kelas ke adik-adik kelasnya yang baru. Kegiatan itu justru hanya akan menyebabkan dendam," katanya.

Sedangkan untuk sekolah swasta, Haryadi berharap agar yayasan yang menaungi sekolah bisa mengikuti peraturan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait pelaksanaan masa orientasi siswa.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Edy Heri Suasana mengatakan, akan mengumpulkan seluruh sekolah terkait rencana kegiatan yang akan dilakukan pada masa pengenalan lingkungan sekolah.

Edy menyebut, sesuai peraturan dari kementerian, maka seluruh kegiatan pengenalan lingkungan sekolah akan ditangani langsung oleh guru dan tidak melibatkan murid senior guna mengantisipasi perundungan.

"Pada awal masuk sekolah, diharapkan orang tua siswa baru bisa mengantar dan kemudian menyerahkan anaknya ke sekolah atau wali kelas. Antara guru dan orang tua siswa diharapkan terjalin komunikasi mengenai kondisi siswa, di antaranya hobi atau kebiasaan-kebiasaan lainnya," katanya.

Melalui komunikasi yang terjalin tersebut, Edy berharap bahwa tanggung jawab pendidikan tidak hanya berada di pundak sekolah tetapi juga orang tua saat siswa berada di rumah.

"Misalnya saja dibuat semacam grup di sosial media antara guru dan orang tua siswa yang membahas perkembangan siswa di sekolah atau saat siswa mengalami kesulitan belajar. Harapannya, siswa bisa semakin nyaman bersekolah," katanya. 
E013
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024