Pelayanan persampahan di Bantul menjangkau 11 persen

id sampah bantul

Pelayanan persampahan di Bantul menjangkau 11 persen

Sampah yang dibuang tidak pada tempatnya di salah satu tempat di Kabupaten Bantul, DIY (Foto ANTARA/Sidik)

Bantul, (Antara Jogja) - Unit Pelaksana Teknis Kebersihan, Pertamanan, Persampahan, dan Permakaman Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, baru melayani persampahan sebanyak 11 persen dari sampah yang timbul di daerah ini.

"Pelayanan persampahan yang dilakukan memang masih kecil, baru sekitar 11 persen dari total potensi timbulan sampah se-Bantul," kata Kepala UPT Kebersihan, Pertamanan, Persampahan dan Permakaman Dinas PU Bantul Surono di Bantul, Sabtu.

Menurut dia, masih kecilnya persentase pelayanan persampahan itu karena masih relatif banyak warga Bantul yang tidak membuang sampah pada tempat pembuangan sementara (TPS) sampah yang ada, tetapi mereka membuangnya di "jugangan" tanah yang dibuat warga setempat.

UPT, kata dia,hanya melayani pengangkutan sampah dari TPS sampah yang disediakan warga, kemudian sampah tersebut dievakuasi ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Piyungan untuk diolah di bawah koordinasi Pemprov DIY.

"Karena kondisi geografis Bantul yang begitu luas sehingga wilayah-wilayah yang ada di pelosok atau pekarangan luas terutama pedusunan itu masih banyak warga membuat jugangan tanah untuk membuang sampah. Ketika sudah penuh, dibakar atau ditimbun," katanya.

Dengan demikian, kata dia, wilayah Bantul yang terlayani persampahan sebagian besar berada di perkotaan, misalnya sampah rumah tangga dari penduduk yang tinggal di kompleks perumahan, sampah industri, sampah perkantoran, hingga sampah dari fasilitas kesehatan.

"Namun, wilayah yang terlayani sudah menjangkau 16 kecamatan dari total 17 kecamatan se-Bantul, kecuali Dlingo karena jangkauan yang sulit karena lokasinya perbukitan. Di samping itu, masih banyak lahan untuk tempat pembuangan sampah," katanya.

Sementara itu, menurut dia, volume sampah yang terlayani UPT sampai dengan saat ini rata-rata sekitar 70 ton per hari. Sampah itu berasal dari sebanyak 203 TPS sampah yang terdiri atas 58 TPS rumah tangga, 66 TPS lembaga pendidikan, 21 TPS kesehatan, 15 TPS industri, dan 43 TPS sampah yang lain.

"Kami terus melakukan sosialisasi untuk menawarkan jasa dari pemerintah kepada warga yang belum terlayani persampahan. Meskipun sampah sudah teratasi oleh warga, ke depan perlu dipikirkan lebih jauh," katanya.***4***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024