Seluruh puskesmas dilengkapi "dengue duo" deteksi DB

id dbd

Seluruh puskesmas dilengkapi "dengue duo" deteksi DB

Ilustrasi, pasien DBD dirawat di rumah sakit. (Foto Antara/ Victorianus Sat Pranyoto) (antara)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta melengkapi seluruh puskesmas di wilayah tersebut dengan peralatan "dengue duo" untuk melakukan deteksi demam berdarah secara cepat.

"Sebanyak 18 puskesmas di Kota Yogyakarta sudah dilengkapi dengan peralatan `rapid test` ini. Harapannya, pasien yang terduga menderita demam berdarah bisa dideteksi secara cepat," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Agus Sudrajat di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, peralatan "dengue duo" tersebut tidak hanya mendeteksi penularan virus demam berdarah saja, tetapi juga mampu mendeteksi pembentukan antibodi atau kondisi kekebalan tubuh.

Selama ini, lanjut Agus, "rapid test" untuk mendeteksi demam berdarah biasanya menggunakan metode NS1. Metode tersebut hanya mampu mendeteksi apakah pasien positif terkena demam berdarah atau tidak.

"Dengan `dengue duo`, akan ada indikator tambahan yaitu IgG dan IgM atau indikator pembentukan antibodi. Sehingga diharapkan tes akan lebih akurat," katanya.

Agus mengatakan, penggunaan peralatan tersebut sangat mudah dan hasilnya bisa diketahui dengan cepat yaitu tinggal membaca indikator yang muncul. "Tes dilakukan dengan sampel darah pasien," katanya.

Selain untuk puskesmas, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga akan segera mendistribusikan peralatan tersebut ke Rumah Sakit Jogja.

Hingga pekan ketiga Mei, kasus demam berdarah di Kota Yogyakarta mencapai 527 kasus. Namun, jumlah kasus pada Mei sudah berkurang dibanding Maret dan April.

Pada Mei, tercatat 81 kasus demam berdarah sedangkan pada Maret dan April masing-masing 133 kasus dan 122 kasus. "Sepanjang 2016, kasus tertinggi DB terjadi pada Maret," kata Agus yang meminta warga untuk tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat dan menjaga lingkungan agar tidak digunakan sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk.

"Hal paling penting dalam penanganan DBD adalah memutus mata rantai siklus perkembangbiakan nyamuk. Jika pembawanya tidak ada, maka virusnya tidak akan menular," katanya. ***4***

(E013)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024