Kulon Progo diminta Laksanakan Perda Pendidikan Karakter

id Perda Pendidikan karakter

Kulon Progo diminta Laksanakan Perda Pendidikan Karakter

PPSMB UGM 2015 Sejumlah mahasiswa baru mengikuti upacara pembukaan Pelatihan Pemberlajaran Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) Palapa Universitas Gadjah Mada (UGM) 2015 bertajuk "Integritas Keilmuan Menyambut ASEAN Comunnunity dengan Semangat Pancasil

Kulon Progo (Antara Jogja) - Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta pemerintah setempat segera melaksanakan Peraturan Daerah tentang Pendidikan Karakter bagi pelajar di wilayah ini.

Anggota Komisi IV DPRD Kulon Progo Sihabudin di Kulon Progo, Minggu, mengatakan Perda tentang Pendidikan Karakter ini mendesak diimplementasikan mengingat kenakalan remaja semakin memprihatinkan.

"Dengan perda ini diharapkan siswa menjiwai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, melalui perda ini, diharapkan anak-anak bisa lebih memahami lagi makna penghormatan kepada guru, bertindak sopan, dan menjaga etika dalam pergaulan," kata Sihabudin.

Ia mengatakan siswa diharapkan memahami nilai gotong royong yang mulai luntur. Dalam perda ini, ada dua pilar utama yang akan diusung. Yakni mendidik generasi muda dengan kemampuan kompetensi keilmuan dan keterampilan. Pendidikan berkarakter akan menjadi dasar dari pelaksanaan kedua pilar ini.

Salah satunya dengan pendekatan dan amalan agama dengan baik dan kehidupan sosial sehingga akan mampu menumbuhkan sikap patriotik, rela berkorban, cinta bangsa, dan gotong royong.

Contoh kecil dalam mengusung pendidikan berkarakter adalah kerja bakti di sekolah. Semua siswa bekerja bersama membersihkan sekolah. Begitu juga ketika ada siswa sakit, temannya diajak menjenguk. Kepedulian seperti ini akan menjadikan sikap anak lebih disiplin dan mampu menghormati peran guru.

Visi pendidikan di Kulon Progo, kata dia, adalah terwujudnya peningkatan kualitas pendidikan yang berkarakter dan berprestasi berdasarkan budaya dan sumber daya lokal. Peningkatan ini harus diwujudkan dalam peningkatan kuantitas dan kualitas sarana prasarana.

Pendidik dan tenaga kependidikan, lulusan yang berkualitas, berkarakter, berprestasi, serta perluasan akses dan pemerataan pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan, juga perlu memperhatikan nilai- nilai budaya masyarakat yang ada di tingkat lokal.

"Kami minta Dinas Pendidikan segera menyosialisasikan pelaksanaan Perda Pendidikan Karakter dilaksanakan pada tahun ajaran 2016/2017," katanya.

Sementara itu, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo mengatakan pendidikan karakter seharusnya tidak hanya berlaku bagi anak-anak atau orang muda saja, tetapi hendaknya juga orang tua.

"Seolah-olah pendidikan hanya untuk orang muda, padahal untuk orang tua juga penting, karena saat ini banyak orang tua setelah mengenyam pendidikan tinggi menjadi tercemar, karena pendidikan itu dapat mencemari perilaku," kata Hasto.

Terkait alokasi anggaran pendidikan, Hasto menjelaskan, bahwa di Kulon Progo anggaran pendidikan sudah lebih dari cukup karena lebih dari 40 persen anggaran pendidikan di Kulon Progo, diantaranya untuk gaji guru, pembangunan infrastruktur, dan sarana lainnya.

Selain itu, perhatian Pemkab Kulon Progo terhadap pendidikan di pedesaan atau daerah pelosok yang sulit dijangkau, Hasto mengatakan, bahwa pendidikan di pedesaan sudah sangat diperhatikan karena pendidikan pedesaan bupati sudah minta agar digratiskan.

Hal ini untuk memancing agar pendidikan tidak hanya cukup sampai SD atau SMP, tetapi bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, juga sudah dibangun penambahan SMK di perdesaan.

"Seperti di Girimulyo sudah dibangun SMK yang surveinya memakan waktu dua tahun, dan sekolah yang mau bubar di Kokap karena siswanya tinggal 15, juga sudah diupayakan untuk ditambah sehingga sekarang sudah ada 75 siswa," katanya.

(KR-STR)