Sultan: layanan terpadu sudah menjadi keharusan

id sultan

Sultan: layanan terpadu sudah menjadi keharusan

Sri Sultan HB X (Foto: jogja.antaranews.com)

Sleman, (Antara Jogja) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan layanan terpadu satu atap sudah menjadi keharusan di era yang semakin maju.

"Diperlukan `leadership` yang kuat dalam layanan terpadu satu atap untuk mengarahkan tujuan, sasaran layanan, dan memastikan agar semua elemen internalnya terlibat dalam pencapaiannya," kata Sultan saat meresmikan tiga gedung pelayanan terpadu Pemerintah Kabupaten Sleman, Selasa.

Tiga pusat layanan Pemerintah Kabupaten Sleman yang diresmikan Sri Sultan BB X yakni RSUD Sleman, Gedung Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) Sleman, dan Gedung Kantor Kecamatan Sleman.

"Layanan terpadu satu atap memiliki prinsip cepat, mudah, murah, aman dan ramah. Ketiga kantor layanan ini harus memberikan perhatian penuh terhadap kepuasan pasien, investor dan pengusaha, serta masyarakat yang dilayaninya," tuturnya.

Menurut dia, layanan terpadu untuk publik secara umum harus memiliki enam prinsip yaitu sistem manajemen mutu yang diterapkan ke seluruh organisasi, menentukan interaksi, menetapkan kriteria dan metoda untuk menjamin efektifitas layanan dan pengendaliannya, menjamin ketersediaan sumber daya dan informasi untuk mendukung operasi dan monitoring.

"Selain itu, juga melaksanakan pemantauan dan penilaian analisis kinerja, serta melaksanakan tindakan untuk menjamin pencapaian rencana dan perbaikan berkelanjutan," ujarnya.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan pembangunan Gedung Pelayanan Terpadu RSUD Sleman merupakan bagian dari upaya Pemkab Sleman untuk mewujudkan masyarakat Sleman yang sejahtera.

"Atas dasar hal tersebut pembangunan gedung pelayanan kesehatan yang representatif merupakan kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi jajaran pemerintah," imbuhnya.

Ia mengatakan, sampai dengan 31 April 2016 ini, jumlah pasien rawat inap di RSUD Sleman mencapai 4.215 sedangkan pasien rawat jalan atau poliklinik telah mencapai 34.738.

"Selain itu selama 2016, RSUD Sleman juga telah melayani 5.850 rawat darurat, 382 persalinan, 673 pembedahan dan 3.970 hemodialisa," paparnya.

Pembangunan Gedung Pelayanan Terpadu RSUD Sleman dengan bangunan dua "basement" dan lima lantai ini dimulai pada 2013 dan selesai di tahun 2016, telah siap digunakan untuk pelayanan rumah sakit yang meliputi 16 layanan sesuai standar penilaian Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).

"Selama kurang lebih tiga tahun proses pembangunan gedung, pada tahap eksisting menghabiskan dana sebesar Rp157,798 miliar lebih yang terdiri dari Rp112, 544 miliar berasal dari dana APBD, Rp13,29 miliar berasal dari dana BLUD, dan Rp31,962 miliar berasal dari dana pinjaman," tambahnya.

Sri Purnomo mengatakan, proses pembangunan gedung BPMPPT dimulai pada 2013 dan selesai pada 2015 dengan menghabiskan dana sebesar Rp4,843 milar. Pembangunan ini juga dilengkapi dengan akses jalan dari Jalan Magelang dan dari Beran untuk memudahkan masyarakat menuju gedung BPMPPT.

"Keberadaan gedung baru ini memudahkan masyarakat dalam memproses perizinan diantaranya Izin perubahan penggunaan tanah, IPT, siteplan, SKTBL, IMB, IMB reklame, Izin Gangguan, SIUP, TDUP dan Pemondokan," katanya.

Sedangkan pembangunan gedung Kecamatan Sleman dimulai pada 2014 terdiri dari dua lantai dengan luas keseluruhan seluas 760 meter persegi. Proses pembangunan Gedung Kecamatan Sleman ini menghabiskan dana sebesar Rp2,582 miliar.

"Gedung baru ini, kami fungsikan sebagai gedung pelayanan terpadu kecamatan Sleman. Untuk selanjutnya, mulai tahun ini, juga akan di bangun pendopo dan penataan halaman, dengan rencana anggaran sebesar Rp1,163 miliar," pungkasnya.***4***

(V001)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024