Kupang (Antara) - Pengamat transportasi Djoko Setijawarno menyarankan sebaiknya para kepala daerah lain mencontoh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam membenahi sistem transportasi di ibu kota.
"Fenomena kepala daerah seperti Ahok bisa jadi penyemangat kepala daerah lain untuk serius membenahi transportasi," kata Djoko dalam keterangan tertulis yang diterima di Kupang, Rabu.
Djoko mengapresiasi langkah Ahok yang berani menggelontorkan dana sebesar Rp2 triliun untuk layanan kebijakan publik transportasi umum.
Namun, dia menilai Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) akan semakin eksis apabila didanai hingga Rp4 triliun per tahun untuk menata dan mengembangkan transportasi di Jabodetabek.
Namun langkah-langkah strategis Ahok di bidang transportasi belum tentu dilanjutkan oleh penerusnya kelak.
Karena itu, kata Djoko lagi, BPTJ harus berani mereposisi wewenangnya dengan dukungan kuat dari Menteri Perhubungan sebagai atasannya.
"Dapat dikatakan, BPTJ ini baru embrio menuju badan otoritas transportasi yang lebih powerfull kelak," kata Djoko pula.
Dia juga mengatakan bahwa BPTJ merupakan bagian dari sistem yang diharapkan dapat menjadi contoh di daerah teraglomerasi seperti Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi.
"BPTJ merupakan model untuk daerah lain dalam penanganan transportasi kawasan aglomerasi lainnya," ujar dia.
Menurut Djoko masih banyak wilayah aglomerasi lain yang sangat perlu ditata transportasinya. Saat ini terdapat 29 aglomerasi perkotaan di Indonesia yang tersebar di lima pulau besar, yakni Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Pulau Ambon serta Pulau Bali.
Sejak Senin (25/4) lalu, PT Transjakarta mengoperasikan enam rute baru yang menghubungkan Kota Jakarta dengan kota-kota penyangga ibu kota seperti Depok dan Bekasi.
Rute baru tersebut antara lain Bekasi MM-Bundaran HI, Bekasi MM-Tanjung Priok, Bekasi Timur-Grogol, Lebak Bulus-Kota, TU Gas JIEP-Lebak Bulus, dan Manggarai-Universitas Indonesia.***4***
(A071)
