"Targetnya adalah siswa jenjang SMP dan SMA atau sederajat karena selama ini, sekolah belum menjadi sasaran untuk penumbuhan teater tradisi padahal potensinya cukup besar," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Eko Suryo Maharso di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, pihaknya sedang menyusun desain untuk penumbuhan teater tradisi di sekolah. Desain dan konsep mengenai teater tradisi tersebut akan diusulkan agar masuk dalam pembahasan anggaran perubahan 2016.
Konsep utama yang harus diusung oleh teater tradisi berbasis sekolah adalah mengedepankan nuansa Jawa, dimulai dari penggunaan bahasa, cerita hingga fasilitas pendukung seperti alat musik yang digunakan.
"Tidak ada unsur modern apapun yang ditampilkan. Semuanya murni kesenian tradisional. Jadi, kelompok yang nantinya terbentuk bukan kelompok band dengan alat-alat musik modern," katanya.
Eko menambahkan, pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta untuk merealisasikan gagasan tersebut, salah satunya memberikan data mengenai sekolah yang memiliki potensi seni cukup tinggi.
Ia mengaku optimistis akan banyak sekolah yang mampu membentuk kelompok teater tradisi. "Jika dilihat dari perkembangan yang ada saat ini, sebenarnya banyak pelajar yang memiliki kecerdasan seni yang tinggi. Harapannya, kelompok yang nantinya terbentuk akan bisa berkembang dengan baik," katanya.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, lanjut Eko, tidak akan membatasi jumlah kelompok teater tradisi yang terbentuk di tiap sekolah.
"Harapannya, keberadaan kelompok teater tradisi dari sekolah ini bisa mendukung upaya pelestarian kesenian tradisi agar tidak punah," katanya.
Eko pun mengatakan siap memfasilitasi kebutuhan sarana dan prasrana yang diperlukan untuk mengembangan kelompok teater tradisi, di antaranya peralatan gamelan di sekolah serta lomba untuk meningkatkan daya saing antar kelompok. ***4***
(E013)
