"Unmetneed" Menjadi tantangan program KB di Sleman

id KB

"Unmetneed" Menjadi tantangan program KB di Sleman

Kabupaten Sleman (Foto Istimewa)

Sleman, (Antara Jogja) - Pelaksanaan program keluarga berencana (KB) di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mendapat tantangan tinginya "unmetneed" atau wanita usia subur yang membatasi kehamilan namun tidak menggunakan kontrasepsi.

"Jumlah `unmetneed` di Sleman mencapai 13.043 orang. Jumlah yang terbilang besar ini merupakan tantangan bagi kami untuk meningkatkan jumlah peserta KB di Sleman," kata Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun, Rabu.

Menurut dia, pada 2015 jumlah peserta KB baru mencapai 12.600 sehingga pada akhir 2015 jumlah peserta KB di Sleman telah mencapai 79,14 persen dari total pasangan usia subur atau berjumlah 126.127 pasangan.

"Jumlah penduduk yang besar ini disatu sisi dapat merupakan potensi SDM yang potensial, namun bila tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas dan kesejahteraan masyarakat justru akan menambah beban kerja pemerintah daerah," katanya.

Ia mengatakan, jumlah penduduk Sleman hingga akhir 2015 mencapai 1.075.126 jiwa terdiri dari 538.074 laki laki dan 537.052 perempuan.

"Berdasarkan data tersebut, sudah sepantasnya jika perlu mengendalikan laju penduduk di Sleman. Terlebih lagi jika dikaitkan dengan program pemerintah pusat yang mencanangkan pertumbuhan penduduk yang seimbang," katanya.

Sri Muslimatun mengatakan, untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan mengatasi masalah kemiskinan, upaya yang dilakukan bukan hanya sebatas pada pembatasan jumlah kelahiran, tetapi juga mencakup upaya peningkatan kesejahteraan keluarga.

"Karena itu pelaksanaan program KB juga mencakup program Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Lansia (BKL), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Unit Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS," katanya.

Ia mengatakan, melalui kelompok-kelompok tersebut, masyarakat mendapat kesempatan dan akses untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

"Tidak kalah pentingnya dari upaya peningkatan deerajat kesehatan masyarakata adalah memerangi penyakit yang menjadi momok perempuan yakni kanker serviks. Perlu digarisbawahi bahwa kanker serviks merupakan penyakit pembunuh wanita nomor 1 di Indonesia. Kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penderita kanker serviks terbanyak di dunia versi WHO," katanya.***4***

(V001)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024