10 siswa Kota Yogyakarta akan ikut UN susulan

id ujian

10 siswa Kota Yogyakarta akan ikut UN susulan

Ilustrasi (Foto Antara)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Sebanyak 10 siswa SMA/SMK di Kota Yogyakarta harus mengikuti ujian nasional susulan karena tidak dapat mengikuti ujian nasional utama lantaran sedang sakit atau harus izin.

"Ujian susulan akan dilakukan mulai 18 April. Nanti, mereka akan dikumpulkan untuk mengikuti ujian nasional susulan sesuai mata pelajaran yang tidak mereka ikuti saat ujian utama," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Edy Heri Suasana di Yogyakarta, Rabu.

Mekanisme ujian, disesuaikan dengan jenis ujian yang diikuti di sekolah awal. Jika sekolah menggunakan sistem "computer based test" (CBT), maka siswa akan mengikuti ujian dengan cara yang sama. Begitu pula jika sekolahnya menggunakan sistem "paper based test" (PBT).

Jumlah siswa SMA dengan sistem ujian CBT yang tercatat tidak mengikuti ujian nasional utama berjumlah lima orang, sedangkan SMK sebanyak tiga orang. Sementara itu, untuk siswa SMA dengan sistem PBT yang tidak mengikuti ujian nasional utama berjumlah dua orang dan untuk SMK tidak ada.

"Kami akan menentukan lokasi ujian yang paling mudah dijangkau oleh siswa. Biasanya di sekolah yang menjadi sub rayon. Mereka dikumpulkan agar pelaksanaan dan pengawasan ujian bisa lebih mudah," katanya.

Secara keseluruhan, Edy menyebut pelaksanaan ujian nasional baik ujian berbasis komputer atau menggunakan kertas di Kota Yogyakarta berjalan cukup baik dan lancar meskipun sempat ada kendala.

Pelaksanaan ujian berbasis komputer di SMK Negeri 1 Kota Yogyakarta pada hari pertama sempat tertunda karena siswa di salah satu ruangan kesulitan "log in" sehingga ujian diundur hingga sesi keempat atau baru dimulai pukul 16.00 WIB.

"Kendala tersebut tidak terulang di hari kedua dan seterusnya. Semuanya sudah bisa berjalan lancar," katanya.

Untuk ujiian PBT, ditemukan masing-masing satu paket soal di dua sekolah dengan cetakan huruf yang tidak jelas. Paket soal langsung diganti dengan soal cadangan.

"Untuk kebocoran soal tidak ada. Sampai saat ini pun, laporan mengenai hal tersebut juga tidak ada," katanya.

Sedangkan untuk siswa berkebutuhan khusus sudah memperoleh fasilitasi tambahan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing, seperti soal dengan huruf braille untuk siswa tuna netra, soal listening Bahasa Inggris dalam bentuk teks untuk siswa tuna rungu dan ukuran huruf dalam soal dibesarkan untuk siswa "low vision".

Ujian nasional pada tahun ini akan menjadi salah satu komponen penilaian untuk menentukan kelulusan siswa selain hasil ujian sekolah dan perilaku siswa. Sekolah memiliki kewenangan penuh untuk menentukan kelulusan siswa.

Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti berpesan agar pelaksanaan ujian nasional tetap mengutamakan kejujuran dan integritas. "Tahun lalu, penilaiam integritas pelaksanaan ujian nasional di Kota Yogyakarta memperoleh peringkat terbaik di Indonesia. Tahun ini, harapannya juga sama," katanya.
E013
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024