Pilot Ivy dimakamkan disamping Copilot Cahyadi

id pilot pesawat tempur

Pilot Ivy dimakamkan disamping Copilot Cahyadi

Pemakaman Mayor Penerbang Ivy Safatillah yang meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat latih Super Tucano di Malang (Foto ANTARA/Eka Arifa Rusqiyati/agus/16)

Yogyakarta (Antara Jogja) - Mayor Penerbang Ivy Safatillah yang meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat latih Super Tucano di Malang (10/2) dimakamkan tepat di samping makam Kapten Penerbang Dwi Cahyadi di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara.

Kapten Penerbang Dwi Cahyadi adalah copilot pesawat tempur Golden Eagle T50 yang mengalami kecelakaan saat "aerobatic show" di Yogyakarta, Desember 2015.

"Kami mengenal Mayor Penerbang Ivy sebagai salah satu putra terbaik yang dimiliki TNI AU. Beliau memiliki dedikasi yang tinggi dan tidak kenal lelah saat bertugas. Beliau gugur saat menjalankan tugas sehingga kami semua merasa kehilangan," kata Komandan Lanud Adi Sutjipto Marsekal Pertama Imran Baidirus usai memimpin upacara pemakaman di TMP Kusumanegara Yogyakarta, Kamis.

Mayor Penerbang Ivy yang lahir di Tuban 9 April 1979 tersebut meninggal dunia akibat kecelakaan pesawat latih Super Tucano pada Rabu (10/2) sekitar pukul 10.15 WIB di Malang Jawa Timur. Pesawat menimpa rumah penduduk.

Mayor Penerbang Ivy meninggalkan seorang istri yang sedang mengandung delapan bulan dan dua anak laki-laki Dafa Firasandi Zain (9) dan Aqsha Irfan Maulana (7).

Prosesi pemakaman dilakukan secara militer yang dihadiri oleh keluarga almarhum yang datang langsung dari Tuban, Jawa Timur, dan rekan almarhum di TNI Angkatan Udara.

Sementara itu, ayah Mayor Penerbang Ivy Safatillah Fahruz Faisol mengatakan, anaknya termasuk anak yang dikenal oleh hampir semua anggota keluarga karena selalu bersikap ramah dan komunikatif.

"Ia adalah anak yang pintar. Selama bersekolah, selalu menjadi bintang kelas. Belum pernah nilainya buruk," kata Faisol mengenang anak kedua dari tiga bersaudara itu.

Ivy yang menduduki jabatan terakhir sebagai Kasaflat Wing 2 Lanud Abdul Rahman Saleh adalah satu-satunya anak Faisol yang masuk menjadi tentara sedangkan dua saudaranya yang lain memilih menjadi wirausaha.

Faisol bertemu secara langsung dengan Ivy pada pertengahan Januari saat pulang ke Tuban, Jawa Timur. Namun, sehari sebelum kecelakaan tersebut terjadi, Ivy menelepon ibunya dan berbicara cukup lama untuk menanyakan keadaan semua anggota keluarga.

"Cita-citanya adalah ingin membanggakan orang tuanya. Ia ingin menjadi bintang untuk keluarganya," kata Faisol.

Faisol pun mengucapkan terima kasih kepada TNI AU dan seluruh pihak terkait yang telah membantu keluarganya usai kecelakaan dengan membawa pulang anaknya dan kemudian memakamkannya dengan layak. ***2***

(E013)
Pewarta :
Editor: Agus Priyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024