Yogyakarta (Antara Jogja) - Komisi D DPRD Kota Yogyakarta menilai kebutuhan lahan pemakaman baru untuk warga sangat mendesak sehingga rencana pengadaan lahan pemakaman baru yang sudah direncanakan 2015 dapat segera direalisasikan.
"Kebutuhan lahan pemakaman baru sudah sangat mendesak, terlebih biaya bedah bumi atau pemakaman di Kota Yogyakarta sangat mahal," kata Ketua Komisi D DPRD Kota Yogyakarta Agung Damar Kusumandaru di Yogyakarta, Senin.
Pemerintah Kota Yogyakarta memberikan subsisi dalam bentuk santunan kematian kepada warga miskin pemegang kartu menuju sejahtera (KMS) untuk membantu meringankan biaya pemakaman. Besaran santunan yang diberikan Rp1,2 juta.
Menurut Agung, jika kebutuhan lahan pemakaman tersebut dapat direalisasikan tahun ini, maka subsidi yang diberikan bisa dialihkan untuk kebutuhan lain seperti bantuan modal usaha bagi keluarga yang ditinggalkan.
Agung mengatakan, guna mendukung rencana pemerintah untuk pemenuhan lahan pemakaman, pihaknya siap melakukan studi banding ke Kota Semarang yang sudah memiliki peraturan pengelolaan lahan pemakaman.
Selama ini, pemakaman di Kota Yogyakarta diatur melalui Peraturan Wali Kota Yogyakarta.
Sementara itu, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta memiliki dua pilihan untuk menyikapi pemenuhan kebutuhan lahan pemakaman yaitu optimalisasi lahan pemakaman yang sudah ada atau pengadaan lahan pemakaman baru.
Sejumlah lahan pemakaman yang dikelola Pemerintah Kota Yogyakarta tersebar di empat kecamatan yaitu Wirobrajan, Mantrijeron, Mergangsan dan Tegalrejo. Seluruh lahan pemakaman tersebut sudah penuh. Warga Kota Yogyakarta yang meninggal dunia pun harus dimakamkan di pemakaman kampung atau pemakaman milik keluarga.
Berdasarkan data, angka kematian di Kota Yogyakarta mencapai sekitar 2.700 orang per tahun dan sekitar 800 di antaranya berasal dari keluarga miskin yang memiliki KMS.
"Harapannya, sudah ada kepastian mengenai pemenuhan lahan pemakanan di Kota Yogyakarta tahun ini. Misalnya saja, kepastian luas lahan pemakaman yang dibutuhkan dan lokasi yang memungkinkan," katanya.
(E013)
Berita Lainnya
Jateng data lahan pertanian terkena banjir
Kamis, 21 Maret 2024 7:40 Wib
Akibat banjir, ribuan hektare sawah di Jateng gagal panen
Rabu, 20 Maret 2024 7:48 Wib
Awas, potensi pelanggaran HAM di proyek wisata baru
Selasa, 19 Maret 2024 7:50 Wib
Anomali bencana alam tengah dihadapi Indonesia
Senin, 11 Maret 2024 18:41 Wib
DKPP: Bantul panen padi seluas 4.000 hektare pada awal April 2024
Rabu, 28 Februari 2024 11:33 Wib
Dinas Pertanian Gunungkidul mendorong optimalisasi lahan pekarangan
Selasa, 27 Februari 2024 0:56 Wib
Elektrifikasi pertanian di Bantul fokus pada budidaya tanaman hortikultura
Senin, 26 Februari 2024 10:43 Wib
Bantul minta kelompok tani segera tanami padi lahan "bero"
Kamis, 22 Februari 2024 20:34 Wib