Bantul gelar merti dusun syukuri panen melimpah

id merti dusun

Bantul gelar merti dusun syukuri panen melimpah

Ilustrasi (Foto antarafoto.com)

Bantul, (Antara Jogja) - Ratusan warga pedukuhan Tarungan, Desa Panjangrejo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu menggelar tradisi `merti dusun` sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen pertanian yang melimpah.

"Kegiatan merti dusun ini sebagai bentuk rasa syukur warga masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil bumi yang melimpah," kata salah satu sesepuh warga Tarungan, Desa Panjangrejo, Purwo Diharjo usai kegiatan.

Menurut dia, dalam rangkaian acara merti dusun tersebut diadakan kirab budaya atau mengarak gunungan berisi hasil bumi berkeliling kampung yang diikuti oleh ratusan warga mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa.

"Dalam kirab budaya ini kami juga mengarak patung "Dewi Sri" sebagai simbol kesuburan dan padi. Ada juga gunungan lanang dan gunungan wadon, berisi hasil bumi dan buah-buahan," katanya.

Ia mengatakan, selain sebagai bentuk syukur, merti dusun juga bertujuan untuk memanjatkan doa agar warga yang sebagian besar adalah petani diberikan hasil panen dapat yang melimpah, dan selalu diberikan ketenteraman.

"Kita semua warga berdoa, yang petani diberikan panen melimpah, yang pedagang dan yang lainnya selalu diberi kelancaran. Kami warga sangat guyub dengan bergotong royong semua terlibat dalam kegiatan merti dusun ini," katanya.

Adapun rangkaian kegiatan merti dusun itu meliputi misa bagi warga yang beragama Katholik, kemudian mujahadah dan doa bersama bagi umat Islam, sementara kegiatan kenduri atau makan bersama dilakukan pada Jumat (20/11).

Sementara itu, salah seorang warga setempat, Andi mengatakan, acara merti dusun dan kirab budaya ini adalah tradisi Jawa warisan leluhur yang harus dilestarikan, tanpa meninggalkan keimanan terhadap agama yang dianut.

Menurut dia, tradisi merti dusun juga sarat makna sosial dan memupuk rasa guyup rukun, sehingga dengan kegiatan ini rasa tepa selira dan persatuan antar warga akan semakin terjaga.

"Seiring dengan arus perubahan zaman kegiatan budaya terkadang mulai dilupakan, padahal ini adalah budaya leluhur yang harus kita lestarikan," katanya.***3***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024