Yogyakarta (Antara Jogja) - Perhelatan Biennale Jogja XIII 2015 mempertemukan beragam karya seniman Indonesia dan Nigeria di Gedung "Jogja National Museum" mulai 1 November-10 Desember 2015.
Direktur Biennale Jogja XIII Alia Swastika di Yogyakarta, Minggu, mengatakan gelaran Biennale Jogja XIII yang diselenggarakan oleh Yayasan Biennale Yogyakarta tahun ini mengikutsertakan 26 seniman dari Indonesia dan 11 dari Nigeria dengan mengusung tema pameran "Hacking Conflict" (Meretas Konflik).
"Seniman-seniman lokal (Indonesia) dan Nigeria akan bertemu bersama-sama memaknai konflik dalam sebuah karya," katanya saat pembukaan pameran Biennale Jogja XIII 2015 di Gedung Jogja National Museum (JNM).
Alia mengatakan, pameran utama dalam Biennale Jogja tahun ini menampilkan beragam karya seperti lukisan, desain grafis, instalasi, video, fotografi dan buku. Pameran itu juga menyuguhkan karya yang bersifat aktivitas, interaktif, dan partisipatif.
Menurut dia, tema "Hacking Conflict" sengaja dipilih untuk menemukan relasi atau kesamaan Indonesia dengan Nigeria. Kedua negara itu, menurut Alia, sama-sama memiliki kecenderungan memanfaatkan momentum konflik untuk menemukan cara pandang atau kekuatan baru.
"Kami melihat Indonesia dan Nigeria sama-sama suka mendayagunakan konflik untuk membuat sesuatu yang kreatif, bukan sekadar dimaknai sebagai sesuatu yang negatif," kata Alia.
Nigeria, menurut Alia, sengaja dipilih sebagai salah satu negara yang sama-sama berada di kawasan garis katulistiwa. Dalam projek 10 tahun yang dimulai sejak 2011, Biennale Jogja (BJ) menggelar pameran yang melibatkan seniman dari negara-negara yang berada di wilayah garis katulistiwa.
"Negara di katulistiwa lainnya yang telah kami libatkan sebelumnya India (BJ 2011), dan Uni emirat Arab (BJ 2013)," kata dia.
Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Umar Priyono mengapresiasi dan mendukung penuh gelaran acara dua tahunan itu. Perhelatan itu, menurut Umar, melahirkan kekuatan tersendiri bagi Yogyakarta sebagai kota seni dan budaya.
"Dimensi seni, budaya akan menjadi nafas penting kehidupan Yogyakarta," kata dia.
Pameran karya seni yang dibuka sore itu terpusat di Pendopo Ajiyasa, Plaza JNM, dan Plaza Kriya di kompleks Jogja National Museum (JNM) dengan menampilkan 32 karya.
Seniman asal Nigeria, Victor Ehikhamenor, misalnya. Dalam salah satu ruangan sempit penuh ornamen berwarna kuning, Ia menggantungkan tiga drum minyak berwana merah tepat di atas bak air yang telah diberi efek tetesan minyak.
"Melalui karya seni instalasi itu, Victor ingin menyampaikan bahwa minyak merupakan salah satu komoditas utama yang sama-sama menjadi penentu Indonesia dan Nigeria di hadapan pasar dan politik internasional," kata Reza, salah satu pemandu dalam pameran itu.
L007
Berita Lainnya
54 seniman disabilitas 12 negara pameran karya di ISI Yogyakarta
Jumat, 13 Oktober 2023 16:35 Wib
Sandiaga: Biennale Jogja untuk tampilkan budaya Indonesia
Jumat, 8 Oktober 2021 0:00 Wib
Mendikbud buka "Jogja International Batik Biennale" 2018
Rabu, 3 Oktober 2018 20:53 Wib
Biennale Terracotta 2015
Selasa, 9 Juni 2015 10:18 Wib
Biennale Jogja XII libatkan 40 perupa Arab
Kamis, 21 Februari 2013 15:29 Wib
Biennale 2011 ajak warga Yogyakarta menari India
Senin, 26 Desember 2011 23:34 Wib
Ramai-ramai goyang India di Festival Biennale
Minggu, 25 Desember 2011 20:24 Wib