Dispertan Kulon Progo: petani terapkan pola komoditas

id Pola komoditas pertanian

Dispertan Kulon Progo: petani terapkan pola komoditas

Tanaman melon di kawasan pesisir Kulon Progo, DIY, mengalami rusak parah akibat angin kenang. Akibatnya, petani mengalami kerugian ratusan juta. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta petani di wilayah setempat menerapkan pola tanam dan komoditas tanaman supaya harga jual dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kabupaten Kulon Progo Bambang Tri Budi di Kulon Progo, Kamis, mengatakan, komoditas hortikultura mengalami penurunan, seperti harga cabai hanya Rp4 ribu per kilogram, yang artinya sangat rendah dan kurang menguntungkan petani.

"Di beberapa daerah, bahkan daerah transmigrasi Kalimantan, beberapa tahun ini juga sudah mulai tanam cabai, sehingga produk cabai banyak. Hal ini menyebabkan harga cabai menurun saat panen raya. Untuk itu, ke depan perlu solusi alternatif pemecahan masalah agar harga produk tetap relatif tinggi," kata Bambang.

Ia mengatakan salah satu alternatif harga komoditas tetap bagus yakni melalui pasar lelang. Dengan pasar lelang ini, minimal laju turunnya harga, meski mekanisme pasar, hukum pasar tetap berlaku.

Selain itu, penanaman di luar musim, zonasi penanaman, atau penjualan dalam bentuk kering atau tepung akan memberikan keuntungan lebih pada petani.

"Kunci utama untuk menjaga stabilitas harga adalah kekompakan di antara petani," katanya.

Salah satu petani Desa Garongan, Kecamatan Panjatan, Burhanudin mengatakan petani pesisir sejak dua bulan lalu sudah beralih menanam melon dan semangka, dari sebelumnya menanam cabai.

Ia mengatakan hasil panen cabai tahun ini, petani kawasan pesisir mendapatkan keuntungan yang besar. Harga cabai pada posisi sangat tinggi di tingkat petani, yakni berkisar Rp35 ribu hingga Rp45 ribu. Setelah itu, mereka beralih menanam semangka, yang harganya juga sangat tinggi. Harga semangka per kilogram mencapai Rp2 ribu.

"Kami petani pesisir menerapkan sistem pola tanam untuk menjaga stabilitas harga dan tingkat kesuburan tanah," katanya.

(KR-STR)