Pemkab Kulon Progo akan optimalkan pasar lokal

id produk gula semut

Pemkab Kulon Progo akan optimalkan pasar lokal

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo meninjau gudang gula semut curah di Kecamatan Kokap. Pemkan Kulon Progo merencakan akan mengembangkan industri agro gula semut untuk menaikan nilai jual komoditas unggulan wilayah setempat. (Humas Kabupaten Kulon Prog

Kulon Progo (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta akan mengoptimalkan pangsa pasar lokal untuk memasarkan produk unggulan di wilayah tersebut seperti gula semut, kerajinan serat alam hingga batu andesit.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Manusia (Disperindag-ESDM) Kulon Progo Niken Probo Laras di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan saat ini produk ekspor hasil produksi pelaku industri kecil dan menengah di Kulon Progo terkendala pengiriman mulai dari sertifikasi hingga transportasi di pelabuhan.

"Melihat kondisi seperti ini, produk lokal harus mampu menembus pasar lokal. Kalau tidak maka produksi akan berlebihan dan menumpuk," ucap Niken.

Ia mengakui produk lokal Kulon Progo belum dapat bersaing dengan buatan luar negeri. Ia mencontohkan produk gula semut yang diekspor masih dalam bentuk curah. Meski harganya tinggi berkisar Rp18 ribu hingga Rp20 ribu per kg, namun tetap menguntungkan pihak ketiga yang menjual produk keluar negeri.

"Perajin gula semut belum dapat menjadi `treading` yang menjual produk ke luar negeri karena terkendala modal dan bahasa. Selain itu, produknya yang dijual dalam bentuk curah, belum kemasan," tuturnya.

Manager Koperasi Serba Usaha Jatirogo Theresia Eko Setyowati mengatakan, sejak Maret produk gula semut masyarakay Kulon Progo masih menumpuk di gundang KSU Jatirogo atau kelompok.

Hal ini sebabkan oleh kendala transporasi pengiriman. Akibat masalah transportasi, treading menunda penjualan ke luar negeri.

"Saat ini, gula semut masih menumpuk di gudang. Namun, gula semut tersebut sudah dibayar uang mukanya. Sehingga, saat masalah transportasi lancar segara dikirim ke negera tujuan," ujarnya.

Ia mengatakan setiap bulan, KSU Jatirogo mengekspor gula semut sebanyak 60 hingga 80 ton. Akibat tertundanya ekspor, gula semut disimpan digundang. Namun, saat ini, pengiriman barang sudah mulai lancar.

"Minggu-minggu ini, pengiriman barang sudah lancar, sehingga tidak ada masalah lagi soal penumpukan gula semut digudang," imbuhnya.

(U.KR-STR)