Bantul (Antara Jogja) - Warga Desa Srimartani, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengoptimalkan pemanfaatan sumber air di wilayah setempat untuk mengantisipasi kekeringan maupun kesulitan air bersih saat kemarau panjang 2015.
"Sejauh ini belum ada wilayah di Srimartani yang mengalami kesulitan air bersih atau kekeringan karena masih ada sumber air yang bisa dioptimalkan," kata Kepala Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan, Bantul, Mulyana di Bantul, Senin.
Menurut dia, salah satu desa di wilayah Kecamatan Piyungan ini sebagian berada di wilayah dataran tinggi dan perbukitan, sehingga selama musim kemarau seperti saat seperti ini wilayahnya terancam kekeringan karena debit air tanah menipis.
Ia mengatakan, dari total 17 pedukuhan yang ada di Desa Srimartani, sembilan dusun di antaranya berada di lereng pegunungan dan perbukitan, sementara delapan dusun lainnya berada di dataran rendah.
"Selama musim kemarau sejak Juni sampai sekarang ini juga belum ada droping air bersih dari pemerintah, karena kebutuhan air masyarakat sudah tercukupi dengan air sumur dan dari sumber air yang kami naikkan," katanya.
Menurut dia, setidaknya ada tiga pedukuhan yang dinilai paling rawan kekeringan karena berada di dataran paling tinggi yakni pedukuhan Kemloko, Umbul Sari dan Rejosari, namun hingga saat ini warganya belum dilaporkan mengalami kesulitan air bersih.
"Untuk yang wilayah Rejosari sudah kami buatkan sumur untuk menaikkan air ke permukaan, sejauh ini tidak ada masalah, sementara yang dua dusun lagi juga masih bisa dipenuhi kebutuhan air dari sumber air," katanya.
Meski demikian, kata dia, pihaknya memprediksi dua dusun di wilayahnya terancam kekeringan dalam waktu yang tidak lama lagi, menyusul ketersediaan air di sumber air menipis hingga tidak dapat memenuhi kebutuhan air secara merata bagi warga itu.
"Kemungkinan persediaan air yang di dua dusun paling lama sekitar dua bulan lagi, karena biasanya awal Oktober mulai kekeringan, sehingga kami perlu mengajukan permohonan droping air ke pemerintah," katanya.
(KR-HRI)
Berita Lainnya
Kementan: Listrik masuk sawah untuk optimalkan pompanisasi
Senin, 15 April 2024 6:14 Wib
Pantau "rest area" mudik Lebaran 2024, teknologi RAMS dioptimalkan
Selasa, 2 April 2024 11:34 Wib
Pertumbuhan logistik nasional tembus 8 persen, CKB Logistics optimalkan bisnis melalui kargo udara
Jumat, 29 Maret 2024 13:30 Wib
Pakar UGM minta optimalkan kampung wisata sambut libur Lebaran 2024
Jumat, 29 Maret 2024 4:09 Wib
Indef: Pemerintahan baru diminta optimalkan sektor pangan
Rabu, 27 Maret 2024 3:46 Wib
Kampus harus optimalkan fungsi Science Techno Park di Indonesia
Sabtu, 9 Maret 2024 0:59 Wib
Kulon Progo mendorong pengelola unit pembenihan optimalkan potensi pasar
Jumat, 1 Maret 2024 11:04 Wib
Optimalkan fungsi fasilitasi produk hukum kabupaten/kota, Kemenkumham DIY tingkatkan kapasitas SDM aparatur
Kamis, 29 Februari 2024 12:41 Wib