DKP DIY sosialisasikan pemagaran jalan menuju pelabuhan

id dkp diy sosialisasikan

DKP DIY sosialisasikan pemagaran jalan menuju pelabuhan

Pelabuhan Tanjung Adikarto di Kabupaten Kulon Progo (Foto Antara/Mamiek)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta menyosialisasikan rencana pemagaran jalan dan pintu gerbang menuju Pelabuhan Tanjung Adikarto kepada warga Desa Karangwuni, Wates.

Kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Pantai Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY Untung Leksana di Kulon Progo, Jumat, mengatakan bahwa pembangunan Pelabuhan Perikanan Tanjung Adikarto tidak mangkrak.

"Kami menyosialisasikan pemagaran jalan dan pintu gerbang Pelabuhan Tanjung Adikarto supaya masyarakat mengetahui kelanjutan pembangunan ini. Tujuannya, mendengarkan usulan masyarakat atas apa yang harus kami perbaiki," kata Untung.

Konsultan Perencanaan Pembangunan Pelabuhan Eka Yulianto mengatakan bahwa pemagaran jalan dan pintu masuk menuju pelabuhan sudah rancangkan dengan memiliki lebar seluas kurang lebih 25--26 meter persegi, panjang seluas kurang lebih 538 meter persegi.

Ia bentangan jalan yang telah ada dan akan dilakukan pemagaran tersebut selebar 13--15 meter dengan panjang 538 meter dan tinggi pagar 2 meter.

Rencananya, di sisi luar kanan dan kiri pagar akan disiapkan jalan usaha tani masing-masing 1,5 meter. Dengan demikian, lebar jalan yang ada 15 meter itu akan terkurangi 1,5 meter di sisi kanan dan kiri. "Pembangunan lebar jalan sudah, termasuk saluran air yang paling pinggir, pagar jalan, dan jalannya," kata Eka.

Menurut Eka, pemagaran jalan dan pintu masuk pelabuhan akan segera mulai pembangunannya dalam dekat ini. Saat ini sudah mulai pada tahap pengukuran jalan dan sosialisasi kepada warga. Proyek sendiri sudah mulai kontrak sejak Juli ini hingga selama 150 hari ke depan.

Salah satu warga Karangwuni Abdul Wahab mengatakan bahwa warga belum bisa menerima jika jalan pertanian yang disediakan hanya 1,5 meter di kanan kiri pagar karena tidak bisa dilalui mobil. Padahal, warga membutuhkan akses jalan yang bisa dilalui mobil untuk keperluan aktivitas pertanian. "Paling tidak jalan untuk lewat pertanian timur barat 3 meter. Kalau hanya 1,5 meter tidak boleh, mobil tidak bisa lewat," katanya.

(KR-STR)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024