BPBD usulkan anggaran droping air 300 tangki

id tangki droping air

BPBD usulkan anggaran droping air 300 tangki

Droping air bersih, dok (Foto Antara/Oky Lukmansyah/ss/foc/15.)

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengusulkan anggaran droping air sebanyak 300 tangki untuk mengantisipasi kekeringan yang diprediksi akan lebih panjang.

Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Budhiharjo di Gunung Kidul, Jumat, mengatakan pihaknya sudah diundang oleh provinsi untuk koordinasi terkait bencana kekeringan yang diprediksi lebih panjang dari tahun sebelumnya.

"Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD DIY terkait ancaman kekeringan," kata Budhiharjo ditemui Bangsal Sewokoprojo.

Namun demikian, pihaknya masih menunggu rilis yang dikeluarkan oleh Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, terkait lamanya musim kemarau.

"Kami melihat situasi dan kondisi, tetapi dasarnya dari BMKG," katanya.

Budhi mengatakan untuk mengantisipasi kekringan panjang di Gunung Kidul, pihaknya mengajukan anggaran dropping untuk 300 tangki.

"Fungsi kami hanya memback-up Dinsosnakertrans karena disana yang melakukan dropping. Kami akan melakukan droping di wilayah yang tidak terjangkau," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinsosnakertans Gunung Kidul Dwi Warna Widinugraha mengatakan pihaknya akan mengajukan tambahan Rp200 juta terkait penanganan kekeringan untuk melakukan droping air. Hal itu untuk menambah dana yang dianggarkan dalam APBD 2015 sebesar Rp600 juta.

"Isunya kemarau akan panjang, dan lebih baik kami menyiapkan anggaran dari pada nanti kurang," katanya.

Penjabat Bupati Gunung Kidul Budi Antono menambahkan,pihaknya akan berusaha melakukan persiapan terkait antisipasi kekeringan. Untuk jangka pendek droping air menjadi salah satu opsi untuk mengataasi kekeringan. Namun demikian, untuk jangka panjang pihaknya akan melakukan pengembangan jaringan.

"Kedepan tidak hanya tergantung droping air, tetapi harus berpikir cerdas untuk memaksimalkan sumber air," katanya.

Ia mengatakan, di provinsi sudah memiliki maping mengenai sumber air di Gunung Kidul. Ia mengambil contoh di Sindon Bribin sumber airnya di bawah tanah 104 meter memiliki enam turbin, satu untuk pembangkit listrik sisanta untuk mengangkat air.

"Kami hanya beberapa bulan masa jabatan, tapi kami hanya bisa membuat wacana pemanfaatan sumber air, semoga bisa diteruskan bupati yang terpilih ke depan," pungkasnya.

(KR-STR)