30 persen siswa paket C peroleh SKL

id pendidikan

30 persen siswa paket C peroleh SKL

Kantor Dinas Pendidikan (Foto Antara/Shinta)

Jogja (Antara Jogja) - Jumlah peserta ujian nasional (UN) pendidikan kesetaraan paket C di Kota Yogyakarta yang menerima surat keterangan lulus (SKL) baru mencapai 30 persen dari sekitar 360 peserta.

"Peserta yang menerima surat keterangan lulus itu berasal dari empat pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM). Padahal, di Kota Yogyakarta ada 14 PKBM," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Edy Heri Suasana di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, penandatanganan SKL tidak membutuhkan waktu lama asalkan PKBM yang bersangkutan sudah mengirimkan data ke Dinas Pendidikan untuk diverifikasi. Data berisi nama siswa serta nilai sekolah dan nilai ujian nasional.

"Jika hasil verifikasinya cocok, maka akan langsung ditandatangani kepala dinas. Tanda tangan tidak butuh waktu satu menit," katanya.

Edy bahkan mengatakan baru saja menandatangani SKL untuk peserta UNPK Paket A yang digelar 2014. "Sudah setahun lalu peserta itu mengikuti ujian, namun baru tahun ini saya tanda tangani surat kelulusannya," katanya.

Ia berharap PKBM segera menyampaikat data siswa ke Dinas Pendidikan untuk diterbitkan SKL meskipun SKL tersebut baru bersifat sementara karena SKL asli masih menunggu dari kementerian.

"Meskipun masih sementara, namun SKL itu bisa digunakan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau untuk mendaftar kerja," katanya.

Dinas Pendidikan, lanjut dia, akan terus melakukan pembinaan kepada seluruh PKBM yang ada di Kota Yogyakarta. Jumlah PKBM di Kota Yogyakarta tercatat sebanyak 21 unit, namun pada tahun ini hanya ada 14 yang aktif.

"Aktif tidaknya PKBM sangat tergantung dari peserta didik yang mengikuti pendidikan di PKBM itu. Meskipun tidak aktif, namun kami tidak akan mencoret PKBM yang ada," katanya.

Edy mengatakan, proses pendidikan di PKBM seharusnya tetap mengikuti standar pendidikan yang dilaksanakan di jalur pendidikan formal, yang meliputi delapan kategori seperti sarana prasarana, manajemen dan pengelolaan keuangan.

"Jika di sekolah formal ada pendidikan jasmani dan olahraga, maka di PKBM seharusnya juga menjalankannya. Namum, sampai saat ini hal tersebut belum dilakukan. Kami terus upayakan agar pembinaannya maksimal," katanya.

(E013)
Pewarta :
Editor: Hery Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2024