Pemkab Kulon Progo prediksi produksi padi turun

id padi

Pemkab Kulon Progo prediksi produksi padi turun

Petani Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, mulai memanen padi. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memprediksi produksi padi masa tanam kedua di wilayah ini akan mengalami penurunan hingga 60 persen, akibat kondisi tanaman terendam banjir beberapa waktu lalu.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo Bambang Tri Budi di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan, melihat kondisi curah hujan dan lamannya tanaman terendam terendam air hampir satu bulan, berpotensi menurunkan produksi padi.

"Kalau tanaman padi terendam lebih dari tiga hari, dipastikan, tanaman akan puso atau produksinya turun hingga 60 persen. Kami masih mempelajari kasus ini, apakah bisa dilakukan penanam ulang," katta Bambang.

Ia juga pesimistis Kulon Progo akan swasembada beras hingga 2015 atau produksi padi meningkat. Hal ini melihat kondisi curah hujan yang masih sangat tinggi, dan banyaknya tanaman padi yang terendam air.

"Melihat kondisi saat ini, kemungkinan terwujud sangat kecil. Namum, kami akan berusaha semaksimal mungkin supaya hasil produksinya terus meningkat," kata Bambang.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dispertan Kulon Progo Tri Hidayatun mengatakan hujan deras beberapa waktu lalu menyebabkan tanaman padi seluas 1.816 hektare di tujuh kecamatan terendam banjir.

Apun luasan tanaman yang terendam banjir di tujuh kecamatan, yakni Temon 547 hektare, Wates 266 hektare, Panjatan 404 hektare, Galur 135 hektare, Sentolo 317 hektare, Lendah 655 hektare, dan Pengasih seluas 99 hektare.

"Kerusakan tanaman di setiap kecamatan bervariasi. Ada yang rusak parah, ringan dan sudah pulih. Selain itu, ada tanaman padi yang terancam puso dan gagal panen. Kami masih mengidentifikasi total kerugian ini," kata Tri Hidayatun.

Namun demikian, pihaknya belum dapat memastikan total kerugian akibat tanaman padi terendam. Saat ini, pihaknya masih menginventarisasi sawah-sawah yang masih tergenang air.

"Setelah kejadian ini, kami menginventarisasi tingkat kerusakannya. Setelah itu, kami baru analisis kerugiannya. Dari data yang ada, akan kami kelompokkan ke beberapa kategori yakni kerusakan ringan, sedang, berat dan puso. Setelah itu, kami carikan kompensasi melalui APBD atau pemerintah pusat," katanya.

(KR-STR)