75 persen UMKM makanan belum berdaya saing

id umkm

75 persen UMKM makanan belum berdaya saing

Ilustrasi pameran Produk UMKM (antarayogya.com)

Yogyakarta, (Antara Jogja) - Usaha mikro kecil dan menengah yang bergerak di bidang makanan mendominasi jenis usaha mikro kecil dan menengah di Kota Yogyakarta, namun masih banyak usaha yang belum memiliki daya saing.

"Baru ada 25 persen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang mampu bersaing dengan produk makanan lain, sisanya belum memiliki daya saing," kata Kepala Bidang Sumber Daya UMKM Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto di Yogyakarta, Jumat.

Menurut dia, usaha makanan yang sudah mampu memiliki daya saing di antaranya adalah produk makanan khas Yogyakarta seperti bakpia dan gudeg. Berdasarkan data, total UMKM di Kota Yogyakarta tercatat sebanyak 22.314 usaha dan 75 persen di antaranya bergerak di usaha makanan.

Ia mengatakan, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta terus melakukan pendampingan kepada usaha makanan yang belum memiliki daya saing, di antaranya mewajibkan dinas menggunakan produk makanan lokal produksi Kota Yogyakarta dalam setiap pertemuan.

"Sebelum ada edaran dari kementerian mengenai penggunaan produk makanan lokal, kami sudah mengawalinya," katanya.

Hanya saja, lanjut dia, masih ada sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta yang belum menggunakan produk lokal dari Yogyakarta. "Mereka banyak yang masih membeli makanan untuk keperluan rapat dari toko-toko "bakery" yang sudah memiliki nama besar," katanya.

Ia berharap, SKPD lain dapat menghubunginya untuk memberikan rekomendasi terkait pengusaha makanan yang bisa menyediakan makanan untuk keperluan rapat sebagai upaya pembinaan.

"Jika rasanya kurang memuaskan, maka itu menjadi tugas kami untuk terus membina. Setiap saat pun, kami selalu memberikan kritik kepada pengusaha makanan untuk terus memperbaiki kualitas produknya," katanya.

Pada tahun lalu, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta sudah melakukan pendataan kebutuhan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas produk makanan lokal, di antaranya memperbaiki kemasan, desain produk, upaya memperoleh nomor pangan industri rumah tangga (PIRT) hingga modal.

"Dari hasil pendataan itu, kami akan melakukan bimbingan mengenai desain dan pengemasan produk pada tahun ini," katanya.

Sebelumnya, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengeluarkan surat edaran mengenai imbauan penggunaan produk dalam negeri untuk aparatur negara dalam berbagai aspek.

"Harapannya, produk lokal bisa menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi di Yogyakarta. Edaran ini pun bisa mengajak masyarakat untuk mencintai produk lokal, dengan membeli dan menggunakannya," katanya.

Ia meminta SKPD terkait untuk terus memberikan pembinaan kepada pelaku UMKM guna meningkatkan kualitas produk termasuk pelayanan purna jual. ***3***

(E013)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024