BPBD: 73 rumah rusak akibat puting beliung

id angin kencang

BPBD: 73 rumah rusak akibat puting beliung

Seorang warga menunjukkan atap rumah yang roboh akibat diterjang angin kencang di Sleman (Rabu 25/30). Foto Antara/ Victorianus Sat Pranyoto

Sleman, (Antara Jogja) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat sedikitnya 73 rumah rusak akibat bencana angin puting beliung yang menerjang wilayah ini selama tiga hari berturut-turut.

Kepala BPBD Kabupaten Sleman Julisetiono Dwi Wasita, Jumat, mengatakan akibat angin puting beliung yang melanda Sleman selama tiga hari 24, 25, dan 26 Maret 2015 yakni rumah rusak mencapai 73 rumah.

"Rincian 60 rusak ringan, 11 rusak sedang dan dua rusak berat," katanya.

Pohon yang tumbang baik di pinggir jalan maupun milik warga mencapai 400 batang lebih.

"Rumah rusak paling banyak terjadi paad Kamis, 26 Maret 2015, dengan 36 rumah rusak sedang 30 rusak ringan dan enam rusak sedang, di wilayah Kecamatan Sleman, Mlati, dan Ngaglik," katanya.

Ia mengatakan sementara secara keseluruhan selama tiga hari wilayah yang terkena angin putting beliung yakni Wilayah Sleman, Mlati, Ngaglik, Tempel, Turi, Seyegan, Minggir, dan Moyudan.

"Prioritas penanganan yang dilakukan yakni melakukan pemotongan pohon tumbang yang menghalangi jalan-jalan dengan melibatkan tim reaksi cepat (TRC) BPBD, Badan Lingkungan Hidup, TNI, Polri, relawan dan masyarakat," katanya.

Julisetiono mengatakan penanganan juga berupa inventarisasi kerusakan untuk pemberian bantuan logistik dan terpal/deklit serta untuk pemberian santunan bagi yang meninggal Rp2 juta per orang dan untuk rumah rusak berat Rp2 juta, sedang Rp1 juta dan ringan Rp500 ribu.

"Sementara untuk bantuan perawatan rawat inap Rp1 juta dan rawat jalan Rp500 ribu," katanya.

Ia mengatakan, untuk bantuan kerusakan rumah belum ada yang dicairkan karena masih melalui proses pengajuan oleh kepala desa dan diketahui camat, dan selanjutnya diverifikasi di BPBD Sleman untuk tindak lanjut pencairan bantuan.

Julisetiono juga mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan bila terjadi hujan dan angin serta melakukan pemotongan ranting yang terlalu rindang dan dirasa membahayakan serta pohon yang tinggi bisa dipangkas/dipotong asal jangan sampai keseluruhan dipotong.

"Untuk itu perlu juga BLH melakukan evaluasi dan inventarisasi pohon-pohon di pinggir jalan yang membahayakan untuk antisipasi pohon roboh," katanya.****4***

(U.V001)
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024