Kulon Progo (Antara Jogja) - Populasi sapi di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami penurunan sebanyak 14.000 ekor, yakni dari 53.000 menjadi 39.000 ekor pada 2014.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kulon Progo Nur Syamsu Hidayat di Kulon Progo, Jumat, mengatakan penurunan populasi sapi dikarenakan peternak memelihara sapi merah sebagai indukan.
"Populasi sapi di Kulon Progo mengalami penurunan sejak tahun 2012 hingga 2014. Selama tiga tahun, populasi sapi turun lebih dari 21.000 ekor. Kondisi peternakan sapi sangat kritis," kata Nur Syamsu.
Ia mengatakan peternak menggunakan sapi merah seperti simental dan limosin sebagai indukan. Padahal, sapi merah ini berasal dari negara subtropis yang tidak cocok dikembangkan di wilayah tropis.
"Petani mayoritas menggunakan sapi merah sebagai induk, akibatnya setiap sapi dikawinkan mengalami kegagalan. Sapi merah ini, biasanya kawin lebih dari tujuh kali, baru bisa bunting," kata dia.
Untuk mendongkrak kembali populasi sapi di Kulon Progo, kata dia, bidang peternakan mendorong peternak memelihara sapi putih sebagai indukaan.
Menurut dia, sapi putih merupakan sapi lokal Indonesia dan sangat bagus sebagai sapi indukan. Pemerintah pusat sudah menggalakan sapi putih sejak 2013, tapi peternak tetap tidak mau beralih ke sapi putih.
"Kami terus giat melakukan sosialisasi melalui petugas puskeswan di tingkatkan kecamatan. Kami mengimbau peternak segera beralih memelihara sapi putih," imbaunya.
Saat ini, kata Nur Syamsu, di Kulon Progo sudah ada sentra-sentra pengembangan sapi putih, yakni Desa Banjararum Kecamatan Kalibawang, Desa Terbah Kecamatan Pengasih, Desa Depok Kecamatan Panjatan, Jatirejo Kecamatan Lendah dan Banaran Kecamatan Galur.
Di wilayah ini, kata dia, setiap kelompok petani mendapat bantuan dari Kementerian Pertanian (Kemtan) sebanyak 25 ekor.
"Harapanya, populasi sapi ini terus berkembang dan meningkat. Sapi ini hanya boleh dijual oleh kelompok tani, pelaksanaannya diawasi oleh petugas pengolah dan penyaji data (P3D) yang akan melaporkan perkembangan sapi putih setiap bulannya," kata dia.
Selain itu, ia mengatakan pihaknya mengembangkan kawasan hijau pakan ternak di lahan kehutanan Kalibiru, Hargowilis, Kokap.
"Kami berharap, mampu mendongkrak populasi wilayah utara atau kawasan Bukit Menoreh," katanya.
KR-STR
Berita Lainnya
Dinas Peternakan Gunungkidul mengintensifkan penyuntikan antibiotik ternak
Selasa, 19 Maret 2024 22:39 Wib
BRIN miliki suplemen dongkrak produktivitas sapi potong
Jumat, 15 Maret 2024 9:49 Wib
Yogyakarta imbau masyarakat tidak tergiur daging murah
Jumat, 15 Maret 2024 1:59 Wib
Dinas Peternakan Gunungkidul menyuntik vitamin 89 sapi cegah antraks
Rabu, 13 Maret 2024 18:41 Wib
Ahli UGM mengingatkan masyarakat tidak sembelihternak mati cegah antraks
Selasa, 12 Maret 2024 17:15 Wib
Wapres RI di Selandia Baru tinjau penyembelihan sapi bersertifikasi halal
Kamis, 29 Februari 2024 6:39 Wib
Rencana impor 400 ribu sapi cegah defisit daging di Indoenesia
Minggu, 25 Februari 2024 17:03 Wib
Pemkot Yogyakarta memastikan tidak lagi temukan daging glonggongan
Kamis, 22 Februari 2024 1:29 Wib