Disperindagkoptan programkan pengembangan industri kreatif tradisional 2015

id industri kreatif tradisional

Disperindagkoptan programkan pengembangan industri kreatif tradisional 2015

(Istimewa)

Yogyakarta (Antara) - Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta memprogramkan pengembangan industri kreatif berbasis budaya tradisional asli Yogyakarta sebagai salah satu agenda kegiatan unggulan tahun ini.

"Ada beberapa kegiatan yang akan kami lakukan, misalnya saja pelatihan pembuatan blangkon dan surjan. Keduanya termasuk industri kreatif yang berbasis pada budaya dan tradisi," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta Suyana di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, kegiatan industri kreatif tersebut perlu terus dikembangkan karena permintaan blangkon dan surjan masih cukup tinggi sehingga diperlukan lebih banyak perajin untuk memenuhi permintaan pasar.

"Pelatihan itu terbuka untuk masyarakat Kota Yogyakarta secara umum. Kami akan segera menyusun rencana pelatihannya," katanya.

Selain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Suyana mengatakan pelatihan pembuatan blangkon dan surjan tersebut juga ditujukan untuk pelestarian budaya Yogyakarta.

Pada tahun ini, Dinas juga memprogramkan lomba pembuatan motif batik khas Yogyakarta. Rencananya, motif batik yang dinyatakan sebagai pemenang akan dijadikan seragam bagi pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta.

Pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta diwajibkan mengenakan pakaian batik setiap Selasa dan Kamis, serta menggunakan pakaian tradisional khas Yogyakarta setiap Kamis Pahing.

"Pilihan pengembangan dan penguatan industri kreatif surjan dan blangkon tersebut juga didasarkan pada produk yang ditetapkan sebagai unggulan daerah tahun ini," katanya.

Pada 2015, Pemerintah Kota Yogyakarta menetapkan tujuh jenis produk unggulan daerah di antaranya batik, fashion, perak, bakpia, dan gudeg.

Penetapan produk unggulan daerah tersebut dilakukan berdasarkan kajian dari sejumlah pihak seperti Bank Indonesia dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Penetapan ini menjadi semacam tematik tahunan. Seluruh pihak memiliki pegangan bahwa prioritas pengembangan atau pemberian dukungan difokuskan pada produk-produk tersebut," katanya. 
(E013)
Pewarta :
Editor: Agus Priyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024