UMKM DIY harapkan subsidi bunga kredit usaha

id umkm diy subsidi

UMKM  DIY harapkan subsidi bunga kredit usaha

Bupati Gunung Kidul, Badingah mendorong pertumbuhan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). (Foto ANTARA/Mamiek)

Jogja (Antara Jogja) - Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta berharap pemerintahan dapat memberikan subsidi bunga kredit modal usaha sebagai kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.

"Aspek pendanaan merupakan hal utama bagi pelaku usaha mikro, termasuk menghadapi berbagai kenaikan bahan baku," kata Ketua Umum Komunitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Prasetyo Atmosutedjo di Yogyakarta, Rabu.

Menurut Prasetyo, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) patut mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah. Khusus di DIY, menurut dia 95 persen sektor usaha didominasi UMKM.

"Keberadaannya patut mendapat dukungan perbankan dan pemerintah karena menyangkut kesejahteraan masyarakat," kata dia.

Ia menilai suku bunga kredit pinjaman bagi UMKM hingga saat ini masih tinggi. Suku bunga kredit seperti di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) atau bank non pemerintah, ia mencontohkan, untuk pinjaman flat mencapai 1,5-2,5 persen, sementara untuk pinjaman floating (mengikuti suku bunga berlaku) bisa lebih tinggi.

Padahal, menurut dia, di sisi lain bunga kredit mikro yang terlalu tinggi sesuai pengalaman hingga saat ini rentan memicu terjadinya kredit macet.

Selain tingginya suku bunga pinjaman, ia menuturkan, di sisi lain pelaku UMKM rata-rata juga masih banyak yang mengeluhkan sulitnya mendapatkan akses pinjaman perbankan. Prosedur peminjaman, kata dia, seharusnya dapat dipermudah dan disesuaikan dengan kemampuan pelaku UMKM.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY, Wawan Harmawan mengatakan akses permodalan harus dipermudah agar pemerintah mampu mendorong UMKM berani mencoba merambah pasar ekspor. Hal itu mengingat adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 di mana arus barang antar negara akan keluar masuk dan bersaing secara bebas.

Apalagi dari sisi kualitas dan kreatifitas, produk usaha kreatif khususnya di DIY, kata dia, masih memiliki daya saing yang cukup kompetitif dengan produk industri negara lain.

"Jika dibanding negara lain kita masih memiliki keunggulan di sisi sentuhan atau kreatifitas," katanya.
(KR-LQH)
Pewarta :
Editor: Heru Jarot Cahyono
COPYRIGHT © ANTARA 2024