Akademisi: pengajaran bahasa perlu masukkan unsur budaya

id akademisi: pengajaran bahasa

Akademisi: pengajaran bahasa perlu masukkan unsur budaya

Ilustrasi (Foto Istimewa)

Jogja (Antara Jogja) - Pengajaran bahasa perlu memasukkan unsur budaya setempat untuk mencapai pemahaman optimal, kata Rektor Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kasiyarno.

"Pengajaran bahasa selama ini dinilai kurang tepat karena tidak memasukkan unsur budaya di dalamnya. Bahasa dan budaya tidak dapat dipisahkan karena tidak mungkin mempelajari suatu bahasa tanpa mempelajari budayanya," katanya di Yogyakarta, Kamis.

Di sela "International Conference and Seminar on Cross Cultural Understanding", Kasiyarno mengatakan pengajaran bahasa, apalagi bahasa asing, harus dibarengi dengan mempelajari budaya terkait.

"Dengan demikian, pemahamannya akan lebih mudah. Jika kedua hal itu dilepas akan menjadi tidak pas," kata Ketua Asosisasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu.

Menurut dia, pengajaran bahasa selama ini masih terfokus pada persoalan struktur maupun gramatikalnya tanpa dibarengi nilai-nilai budaya yang menyertai bahasa tersebut. Pengajaran bahasa di UAD juga masih memisahkan dua hal tersebut sehingga ke depan perlu diperbaiki.

"Model pengajaran bahasa yang mengandung unsur budaya sangat sesuai dengan era perubahan dunia saat ini. Budaya dapat masuk ke mana saja tanpa mengenal batas negara," katanya.

Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Pascasarjana UAD Noer Doddy Irmawati mengatakan konferensi internasional itu dimaksudkan untuk menyadarkan kembali tentang pentingnya saling pengertian di antara perbedaan budaya menuju kesetaraan manusia.

"Hal itu penting karena saat ini saling pengertian tampak melemah. Tanpa saling pengertian, konflik akan terjadi di mana-mana," katanya.

Menurut dia, guru, peneliti maupun pendidik diharapkan akan menularkan kepada anak didik tentang pentingnya saling pengertian.

"Jika nilai-nilai yang baik itu bisa meluas, secara tidak langsung akan menyiapkan bangsa ini ke arah lebih baik sekaligus mengangkat kembali dari keterpurukan norma yang saat ini mulai terasa," katanya.

Konferensi internasional yang menghadirkan pakar bahasa dan budaya dari Amerika Serikat, Hongaria, dan Indonesia itu diselenggarakan Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris bekerja sama dengan Fakultas Hukum, Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi, serta Fakultas Psikologi UAD.

(B015)
Pewarta :
Editor: Masduki Attamami
COPYRIGHT © ANTARA 2024