Polisi belum tetapkan tersangka kasus keracunan makanan

id Kapolres

Polisi belum tetapkan tersangka kasus keracunan makanan

Kapolres Bantul DIY AKBP Surawan (Foto Antara/Hery Sidik)

Bantul (Antara Jogja) - Kepolisian Resor Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga Minggu (23/11) belum menetapkan tersangka kasus keracunan makanan yang menimpa puluhan karyawan pabrik rambut palsu PT Dong Young Tress di Piyungan, Jumat (21/11) malam.

"Nanti-nanti, belum ada penetapan (tersangka), karena kepolisian masih menunggu hasil pemeriksaan di laboratorium," kata Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Bantul, AKBP Surawan di Bantul, Minggu.

Menurut dia, pihaknya tidak bisa serta merta menetapkan tersangka dalam kasus keracunan massal itu, karena masih menunggu kepastian hasil laboratorium terhadap sampel makanan dan muntahan makanan karyawan pabrik rambut palsu tersebut.

Namun demikian, kata dia jika nanti sudah ada hasilnya, pihaknya baru bisa menetapkan langkah selanjutnya termasuk melihat unsur-unsur kasus apakah ada kesengajaan ataupun tidak.

Pihaknya juga telah melakukan pemeriksaan terhadap para saksi yang berasal dari para karyawan pabrik, pemilik perusahaan ataupun pemilik `cathering` atau penyedia makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan puluhan karyawan yang sedang lembur tersebut.

Sementara itu, Kepala Puskesmas 1 Piyungan, Erni Rohmawati mengatakan, pada Jumat (21/11) malam ada sebanyak 22 orang karyawan yang dirawat di puskesmas sesaat setelah memakan makanan `cathering` yang disiapkan perusahaan rambut palsu tersebut.

"Mereka merasakan pusing dan mual disertai muntah-muntah setelah makan, mereka merupakan karyawan pabrik, setelah ditangani dokter puskesmas mereka langsung pulang," katanya.

Ia mengatakan, namun hingga saat ini sudah tidak ada lagi karyawan yang dirawat di puskesmas, meski Sabtu pagi (22/11) masih ada karyawan pabrik rambut palsu tersebut yang kembali ke Puskesmas karena merasakan pusing dan mual disertai muntah-muntah.

Pihaknya sendiri juga belum bisa menentukan penyebab keracunan tersebut karena memang sampai saat ini hasil pemeriksaan hasil terhadap sampel makanan belum keluar hasilnya, namun pihaknya masih bersiaga jika ada karyawan lain yang membutuhkan perawatan.

(KR-HRI)